Kurangi Stres, Para Nasabah Korban CU EPI Kerap Berkumpul
Dana sebesar itu dinilai tidak logis untuk ukuran sebuah upaya pembukaan suatu bisnis yang akhirnya gagal. Lebih luar biasanya lagi, tidak ada catatan keuangan dengan jumlah Rp 103 miliar seperti yang dilaporkan pengurus.
Melihat situasi yang kritis dari laporan tersebut, tim penyehatan yang bekerja sekitar enam bulan, memutuskan berhenti mengambil alih polemik. Pasalnya, ribuan nasabah dengan pihak manajemen CU EPI tak kompak.
Nasabah tidak percaya lagi dengan manajemen yang tak pernah memberikan pemberitahuan soal kondisi keuangan CU EPI sejak awal didirikan.
Mereka tahu-tahu sudah dikejutkan dengan kerugian Rp 65 miliar. Itu pun dari hasil pengecekan tim audit.
Selanjutnya, pada 24 dan 25 Februari 2017, BKCU Kalimantan menurunkan Edward, seorang akuntan publik untuk melakukan audit ulang. Hingga kini, proses audit itu masih berlanjut.
Setelah dimulainya audit kedua itulah, Tim Penyehatan Jilid I rehat sekitar dua minggu sebelum akhirnya dibubarkan.
Pada 12 Maret 2017, mereka digantikan Tim Penyehatan Jilid II dengan anggota sebanyak 6 orang yang diketuai Parimus (Wakil Ketua II DPRD Kotim).
Sekretarisnya dijabat Arkedeus. Empat anggota lainnya meminta namanya diinisialkan, yakni LU, ST, YU, dan DO.
Para korban CU EPI kerap berkumpul, bersilaturahmi silaturahmi, membahas upaya-upaya pengembalian dana miliaran rupiah.
- BKSDA Amankan Lutung yang Tersengat Listrik di Sampit
- Ribuan Warga Kotawaringin Timur Meriahkan Pawai Taaruf Sambut Tahun Baru Islam
- Ambulans Disuruh Matikan Sirene & Minggir Demi Rombongan Jokowi, Yusuf Minta Maaf
- Halikinnor Berharap Ada Peluang Bagi Tenaga Kontrak jadi ASN Melalui Penerimaan CPNS dan PPPK
- Terowongan Nur Mentaya jadi Ikon Baru Kota Sampit, Halikinnor: Peluang Ekonomi Bagi Masyarakat
- Ratusan Petani di Kalteng Ikuti Program Bertani Tanpa TBTK, Hasil Panen Sangat Memuaskan