Kurangi Stres, Para Nasabah Korban CU EPI Kerap Berkumpul
Dana yang disetorkan Wiro merupakan hasil keuntungannya berbisnis travel dengan lima mobil. Ditambah usaha warung makan dan kebun sawit.
Pada 2007, karena dirasa lebih menjanjikan menabung di CU EPI ketimbang ketiga bisnisnya, Wiro menjual seluruh aset yang dimiliki. Hasilnya disetor ke CU EPI.
”Awalnya untuk investasi masa depan keluarga besar saya. Terutama untuk anak-anak dan istri saya,” ujarnya.
Awalnya tidak ada masalah dengan keuangannya. Wiro rutin mengambil profit yang dimilikinya setiap bulan untuk keperluan yang penting saja.
Dia tidak menghitung total keuntungan yang menjadi haknya. Hanya mengambil uang tersebut seperlunya. Rata-rata Wiro mengambil Rp 3 juta – Rp 5 juta setiap bulan.
Keuntungan menabung di CU EPI ia rasakan selama hampir 10 tahun. Hingga pada November 2015, muncul masalah tak terduga.
Dia tidak bisa lagi menarik dana dari CU EPI. Alasan yang diberikan bagian keuangan saat itu, karena kas koperasi menipis.
Wiro lantas menghubungi kantor Badan Koordinasi Credit Union (BKCU) Kalimantan di Pontianak, induk CU EPI Sampit.
Para korban CU EPI kerap berkumpul, bersilaturahmi silaturahmi, membahas upaya-upaya pengembalian dana miliaran rupiah.
- BKSDA Amankan Lutung yang Tersengat Listrik di Sampit
- Ribuan Warga Kotawaringin Timur Meriahkan Pawai Taaruf Sambut Tahun Baru Islam
- Ambulans Disuruh Matikan Sirene & Minggir Demi Rombongan Jokowi, Yusuf Minta Maaf
- Halikinnor Berharap Ada Peluang Bagi Tenaga Kontrak jadi ASN Melalui Penerimaan CPNS dan PPPK
- Terowongan Nur Mentaya jadi Ikon Baru Kota Sampit, Halikinnor: Peluang Ekonomi Bagi Masyarakat
- Ratusan Petani di Kalteng Ikuti Program Bertani Tanpa TBTK, Hasil Panen Sangat Memuaskan