Kurangi Stres, Para Nasabah Korban CU EPI Kerap Berkumpul
Dia ingin meminta pertanggungjawaban, setelah sebelumnya tidak mendapatkan jawaban memuaskan dari manajemen CU EPI.
Upayanya nihil. BKCU Kalimantan enggan memberikan bantuan. Alasannya, tidak tahu masalah yang sedang terjadi di Sampit.
Wiro tidak sendiri. Ribuan nasabah cabang CU EPI yang tersebar di Kotim juga mengalami nasib sama.
Pada 8 Maret 2016, mereka kemudian berkoordinasi dengan manajemen CU EPI saat itu untuk meminta pertanggungjawaban.
Setelah mengalami masa-masa awal kebangkrutan, pihak manajemen melalui Nono yang baru saja diangkat sebagai Ketua CU EPI TP Parenggean pada 20 Februari, menyurati BKCU Kalimantan untuk meminta bantuan mengatasi polemik.
Tim audit didatangkan oleh pengurus pada pertengahan Juni 2016. Anggotanya dua orang. Tidak banyak informasi mengenai dua orang ini.
Radar Sampit hanya mendapatkan nama, yakni Ferdian dan Richard. Setelah melakukan pengecekan data selama dua hari, tim audit menemukan kerugian koperasi sebesar Rp 65 miliar.
Nasabah yang mengetahui hal itu dibuat marah dan meminta diadakan pertemuan akbar. Setelah didesak nasabah, manajemen bersama pengurus CU EPI dan BKCU Kalimantan mengadakan rapat anggota luar biasa di Gedung Serbaguna Sampit pada 24 Oktober 2016.
Para korban CU EPI kerap berkumpul, bersilaturahmi silaturahmi, membahas upaya-upaya pengembalian dana miliaran rupiah.
- BKSDA Amankan Lutung yang Tersengat Listrik di Sampit
- Ribuan Warga Kotawaringin Timur Meriahkan Pawai Taaruf Sambut Tahun Baru Islam
- Ambulans Disuruh Matikan Sirene & Minggir Demi Rombongan Jokowi, Yusuf Minta Maaf
- Halikinnor Berharap Ada Peluang Bagi Tenaga Kontrak jadi ASN Melalui Penerimaan CPNS dan PPPK
- Terowongan Nur Mentaya jadi Ikon Baru Kota Sampit, Halikinnor: Peluang Ekonomi Bagi Masyarakat
- Ratusan Petani di Kalteng Ikuti Program Bertani Tanpa TBTK, Hasil Panen Sangat Memuaskan