Kurangi Stres, Para Nasabah Korban CU EPI Kerap Berkumpul
Rapat yang digelar sejak pukul 08.30 itu berujung ricuh. Tim audit yang membacakan kerugian tidak mampu memberikan rincian kerugian RP 65 miliar itu.
Beberapa anggota/nasabah mulai panas. Mereka bahkan melempar kursi dan meneriaki para pengurus yang hadir.
Kemarahan para nasabah saat itu mulai bertambah ketika sang ketua, Nono, tidak mampu menjelaskan secara rinci bagaimana CU EPI di bawah kepemimpinannya bisa merugi sebesar itu.
Rapat yang digelar selama enam jam tersebut tidak menghasilkan keputusan pasti soal dana nasabah. BKCU Kalimantan kemudian membentuk Tim Penyehatan Jilid I saat itu juga untuk membantu memulihkan keadaan dengan melakukan pendampingan kepada seluruh lapisan CU EPI, mulai dari manajemen hingga nasabah.
Tim penyehatan itu beranggotakan tujuh orang, yakni Martha Ujai, Maryeni, Sempung, Sawuh, (almarhum) Palmer Manurung, Sibarani, dan Dermawan.
Dalam laporan kerja tim penyehatan, tugas mereka bertujuh melakukan pendampingan atau memberikan kuasa hukum kepada orang yang ditunjuk untuk kepentingan CU EPI, misalnya menyewa advokat.
Tim yang diketuai Martha itu juga dapat menonaktifkan anggota pengurus, pengawas, dan pengelola sementara, serta dapat mengambil alih tugas mereka.
Selain itu, bertanggung jawab mengumpulkan data/informasi yang diperlukan untuk keperluan pemulihan CU EPI.
Para korban CU EPI kerap berkumpul, bersilaturahmi silaturahmi, membahas upaya-upaya pengembalian dana miliaran rupiah.
- BKSDA Amankan Lutung yang Tersengat Listrik di Sampit
- Ribuan Warga Kotawaringin Timur Meriahkan Pawai Taaruf Sambut Tahun Baru Islam
- Ambulans Disuruh Matikan Sirene & Minggir Demi Rombongan Jokowi, Yusuf Minta Maaf
- Halikinnor Berharap Ada Peluang Bagi Tenaga Kontrak jadi ASN Melalui Penerimaan CPNS dan PPPK
- Terowongan Nur Mentaya jadi Ikon Baru Kota Sampit, Halikinnor: Peluang Ekonomi Bagi Masyarakat
- Ratusan Petani di Kalteng Ikuti Program Bertani Tanpa TBTK, Hasil Panen Sangat Memuaskan