Kurikulum Bahasa Indonesia Direvisi
Rabu, 25 Mei 2011 – 22:02 WIB
Menurut Nuh, untuk memahami konteks cerita di dalam soal ujian Bahasa Indonesia, syarat utamanya adalah harus bisa bahasa itu sendiri. Misalnya, banyak orang bisa berbahasa Indonesia tetapi belum tentu paham konteksnya, tidak bisa memahami substansi bahasa itu, serta logika tentang cerita itu.
"Orang yang ada di daerah dalam membaca cerita tentang hotel bintang lima dan disebutkan ada lobby, pastinya tidak bisa membayangkan. Lobby itu apa? Lain lagi, coffee shop, itu kalau diartikan kan warung kopi. Bisa-bisa diartikan mereka itu angkringan. Oleh karena itu, kurikulum harus direview," tegasnya.
Nuh menambahkan, dalam pembuatan soal ujian nasional harus bersifat umum. Selain itu, juga ada dibagi ke beberapa regional. Harapannya, dalam setiap region ada ukurannya masing-masing. Sehingga, bisa disesuaikan dengan standar yang ada.
"Sebenarnya soalnya itu gampang, tapi anaknya yang tidak bisa. Bisa jadi, soalnya itu sulit bagi kita, tapi mudah bagi standar yang ada. Oleh karena itu, dalam membuat soal itu tidak boleh hanya diukur dari kemampuan sang anak, tetapi juga diukur dari apa tujuan yang akan dicapai," imbuhnya. (cha/jpnn)
JAKARTA--Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) akan mereview kurikulum Bahasa Indonesia. Hal ini terkait banyaknya jumlah siswa yang gagal
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Santri Disabilitas di Bandung Terima Beasiswa Pendidikan Khusus
- Kuliah Tamu di BINUS University, Dosen FISIP UPNVJ Bicara soal Netnografi
- Siap-siap! Sumbangsih Cup 2025 Segera Digelar, Dijamin Seru dan Meriah
- Unika Atma Jaya Resmikan School of Bioscience, Technology, and Innovation
- Sandang Gelar LL.M dari Kampus Top, Fidela Gracia: Terima Kasih President University
- Memutus Rantai Kemiskinan Lewat Pendidikan, BSI Maslahat Gandeng Ganesha Operation