Kurikulum Matematika Makin Melenceng
Selasa, 19 Juli 2011 – 20:52 WIB
JAKARTA — Mata pelajaran matematika yang seharusnya menjadi ilmu dasar bagi para peserta didik dalam berhitung, saat ini dirasakan sudah semakin melenceng. Bahkan matematika yang diajarkan dinilai tidak sesuai lagi dengan falsafah ilmu matematika itu sendiri.
Penilaian itu disampaikan pengamat pendidikan Arief Rahman saat ditemui JPNN di Jakarta, (19/7). Menurutnya, semua mata pelajaran tidak boleh keluar dari falsafah mata pelajaran itu sendiri.
"Saat ini di bimbingan belajar (metode pemecahan soal) itu adalah produk kemahiran matematika daripada mengapa kita belajar matematika. Bimbel kan targetnya hanya kelulusan dan nilai. Sedangkan target pelajaran matematika itu adalah memahami kenapa matematika itu penting bagi kehidupan kita,” ungkap Arief.
Parahnya, lanjut Arief, para guru saat ini justru lebih menyarankan anak didik untuk belajar ke bimbel. Arief menyebut kondisi itu merupakan akibat dari kesalahan dalam proses pencetakan guru. “SDM guru itu bisa dikatakan rendah, dan itu bukti kekeliruan pencetak guru dan kekeliruan target-target kesuksesan pendidikan di Indonesia,” ucapnya.
JAKARTA — Mata pelajaran matematika yang seharusnya menjadi ilmu dasar bagi para peserta didik dalam berhitung, saat ini dirasakan sudah semakin
BERITA TERKAIT
- Talent DNA Jadi Solusi Identifikasi Bakat Digital Anak
- Mendiktisaintek Sampaikan Program Prioritas 2025, Ada Pembangunan Sekolah Unggul
- Dirjen GTK Berharap Tidak Ada Kesalahpahaman soal Orprof Guru
- Inilah Urgensi Revisi UU Sisdiknas, Ada soal Ranking 60 dari 61 Negara
- Terobosan Kemendikdasmen di 2024: Guru ASN PPPK & PNS Bisa Mengajar di Sekolah Swasta
- Lewat Kegiatan Ini, Para Mahasiswa Dibekali Wawasan Tentang Kepabeanan dan Cukai