Kurikulum Merdeka Bikin Siswa Lebih Kreatif, Kolaborasi & Bernalar Kritis
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi meluncurkan Kurikulum Merdeka sebagai upaya mengatasi krisis pembelajaran (learning loss).
Kurikulum ini menjadi salah satu opsi pemulihan pembelajaran akibat pandemi.
Pelaksana tugas Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Zulfikri Anas mengatakan Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada guru memilih format, cara, materi esensial, dan pengalaman apa yang ingin diajarkan.
Tentunya disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai.
"Bagi siswa, Kurikulum Merdeka bisa mengeksplorasi potensi unik setiap individu yang selama ini terkungkung dengan materi," kata Zulfikri Anas dalam Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) secara daring di kanal YouTube Kemendikbud RI yang dikutip Sabtu (19/2).
Zulfikri menyampaikan Kurikulum Merdeka diharapkan memberikan ruang seluas-luasnya bagi siswa dalam berkreasi dan mengembangkan diri.
Kemendikbudristek telah melakukan sosialisasi Kurikulum Merdeka kepada berbagai pihak, meliputi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Kelompok Kerja Guru (KKG), komunikasi dengan Dinas Pendidikan daerah, organisasi pendidikan, dan sebagainya.
Selain itu, informasi terkait Kurikulum Merdeka juga dapat diperoleh di laman kurikulum.kemdikbud.go.id
Pejabat dan sejumlah guru menyampaikan keunggulan Kurikulum Merdeka di antaranya membuat siswa kreatif, kolaborasi, dan bernalar kritis.
- Gelar Police Go to School, Satlantas Polres Rohul Ajak Siswa Ciptakan Pilkada Damai
- Info BKN soal Masa Sanggah PPPK 2024, Honorer Database BKN Simak ya
- Tambahan Gaji Guru Rp 2 Juta Tidak Merata, Ketua ASN PPPK Protes
- Disdik Biak Sediakan 251 Formasi Guru PPPK, Kamaruddin Berharap Begini
- Guru Pengin Sejahtera? Mendikdasmen Abdul Mu'ti Sebut 3 Syarat Utama
- 5 Berita Terpopuler: Penyataan Terbaru Mendikdasmen, Guru Honorer Bakal Diangkat jadi PNS