Kurikulum Merdeka Menyatukan Mapel IPA & IPS, Informatika jadi Wajib, Ini Penjelasannya

Kurikulum Merdeka Menyatukan Mapel IPA & IPS, Informatika jadi Wajib, Ini Penjelasannya
Pemkot Surabaya menerapkan kebijakan terbaru terkait pelaksanaan PTM di sekolah menyusul kasus Covid-19 yang terus melonjak. Ilustrasi Foto: Dea Hardianingsih/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi meluncurkan Kurikulum Merdeka sebagai upaya mengatasi krisis pembelajaran (learning loss).

Kurikulum itu menjadi salah satu opsi pemulihan pembelajaran akibat pandemi. 

Namun, ada berbagai macam pertanyaan yang muncul di kalangan masyarakat.

Salah satunya soal digabungkannya mata pelajaran (mapel) IPA dan IPS pada jenjang SD. 

Mengenai pernyataan tersebut Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo memberikan penjelasan bahwa penggabungan tersebut agar anak usia SD cenderung melihat segala sesuatu secara utuh dan terpadu.

Selain itu, mereka masih dalam tahap berpikir konkret, sederhana, holistik, dan komprehensif, tetapi tidak detail. 

"Penggabungan pelajaran IPA dan IPS ini diharapkan bisa memicu anak untuk mengelola lingkungan alam dan sosial dalam satu kesatuan," kata Anindito, Senin (21/2).

Dijelaskannya, IPAS (IPA dan IPS) mulai diajarkan di fase B (kelas III) untuk menguatkan kesadaran peserta didik terhadap lingkungan sekitarnya, baik dari aspek alam maupun sosial. untuk pendekatan tematik tetap digunakan, tetapi tidak menjadi suatu kewajiban.

Kemendikbudristek memberikan penjelasan soal digabungkannya mapel IPA dan IPS di Kurikulum Merdeka, juga informatika yang jadi mapel wajib

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News