Kurikulum Merdeka Menyatukan Mapel IPA & IPS, Informatika jadi Wajib, Ini Penjelasannya
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi meluncurkan Kurikulum Merdeka sebagai upaya mengatasi krisis pembelajaran (learning loss).
Kurikulum itu menjadi salah satu opsi pemulihan pembelajaran akibat pandemi.
Namun, ada berbagai macam pertanyaan yang muncul di kalangan masyarakat.
Salah satunya soal digabungkannya mata pelajaran (mapel) IPA dan IPS pada jenjang SD.
Mengenai pernyataan tersebut Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo memberikan penjelasan bahwa penggabungan tersebut agar anak usia SD cenderung melihat segala sesuatu secara utuh dan terpadu.
Selain itu, mereka masih dalam tahap berpikir konkret, sederhana, holistik, dan komprehensif, tetapi tidak detail.
"Penggabungan pelajaran IPA dan IPS ini diharapkan bisa memicu anak untuk mengelola lingkungan alam dan sosial dalam satu kesatuan," kata Anindito, Senin (21/2).
Dijelaskannya, IPAS (IPA dan IPS) mulai diajarkan di fase B (kelas III) untuk menguatkan kesadaran peserta didik terhadap lingkungan sekitarnya, baik dari aspek alam maupun sosial. untuk pendekatan tematik tetap digunakan, tetapi tidak menjadi suatu kewajiban.
Kemendikbudristek memberikan penjelasan soal digabungkannya mapel IPA dan IPS di Kurikulum Merdeka, juga informatika yang jadi mapel wajib
- Seniman Faida Rachma Soroti Isu Hunian dan Kepemilikan di Jakarta Biennale 2024
- DPRD dan Pemprov Sepakat Semua SD hingga SMA di Jakarta Gratis Mulai 2025
- Langganan Prestasi, Sekolah Kharisma Bangsa Beber Resep Mendidik Siswa
- PembaTIK jadi Instrumen Kemendikbudristek Tingkatkan Kompetensi Guru di Bidang AI
- Kemendikbudristek Dorong Penerapan Hidup Sehat di Sekolah
- Literasi Finansial Bisa Diterapkan Melalui Ekstrakurikuler maupun P5