Kurikulum Pendidikan tak Sesuai Jenis Pekerjaan Baru
Dia berharap hal tersebut dilakukan mengingat kondisi peserta didik di Indonesia sudah mengalami perubahan terutama dari sisi cara belajar minat kerja. Menurutnya, para peserta didik saat ini memiliki kecenderungan agar keinginan mereka didengar sehingga perlu model pembelajaran berbeda.
Di sisi lain, lanjutnya, kurikulum pendidikan yang ada masih bertumpu pada pekerjaan-pekerjaan yang ada. Padahal sudah banyak pekerjaan yang tidak lagi relevan dan para peserta didik harusnya diberi ruang untuk menjadi pencipta pekerjaan baru.
“Ke depan akan sulit bagi kita untuk memprediksi lapangan pekerjaan. Maka, perlu cara berpikir dan kecakapan lain yang sumbernya dari C4 (Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Innovation) agar anak mampu menciptakan jenis pekerjaan baru. Jenis pekerjaan dan profesi apa yang sudah lahir sekarang bukan diciptakan guru atau instansi pendidikan, tapi anak-anak. Mereka penciptanya,” tutupnya. (esy/jpnn)
Kurikulum pendidikan yang ada masih bertumpu pada pekerjaan-pekerjaan yang ada, padahal sudah muncul banyak jenis pekerjaan baru.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Deep Learning Pengganti Kurikulum Merdeka Belajar? Simak Penjelasan Mendikdasmen
- IDSTB-BSN Bersinergi Memfasilitasi Serfifikasi Software Tester
- Upaya CoinEx Charity dan UNJ Meningkatkan Pendidikan Blockchain di Indonesia
- Fauzie Yusuf Siap Lakukan Pembenahan Kurikulum Universitas Jayabaya
- Menanti Keberlanjutan Program Merdeka Belajar di Era Prabowo-Gibran
- Kurikulum Merdeka: Layak Menjadi Kurikulum Nasional