Kurma Kedua Belum Habis, Lampu Sudah Padam
Sabtu, 29 Agustus 2009 – 08:06 WIB
Di musala ini saya hanya menemukan belasan jamaah lain serta hanya seorang jamaah muslimah yang lain. Usai menunaikan salat Magrib, seorang laki-laki berjubah datang dan menawarkan makanan berbuka. Dia mempersilakan kami ke dapur yang terletak di sebelah ruangan salat. Di dapur, dia menjelaskan secara singkat tempat kami bisa menemukan peralatan makan, cara memanaskan sup, dan memberi kami roti baquette. Setelah itu dia mengucapkan salam dan meninggalkan kami di dapur. Sistem swalayan rupanya.
Saya juga baru kali ini dibawa ke dapur dan menyiapkan hidangan berbuka untuk diri sendiri. Supnya bernama harira, hidangan khas Maroko, yang hanya disajikan pada saat Ramadan. Berbahan utama tomat, rempah-rempah, dan kacang macadamia. Lauknya, kami mendapat sepiring soufuf, tumbukan berbagai macam jenis kacang-kacangan yang berwarna hitam. Mereka bilang, bubuk soufuf ini bagus untuk kesehatan.
Tak ada nasi memang. Dalam menu apapun, kebutuhan karbohidrat itu dipenuhi dengan baquette. Yakni, roti panjang bertekstur keras yang berbentuk seperti pentungan.
Belakangan, saya baru tahu bahwa ruangan untuk jemaah perempuan dan laki-laki terpisah. Laki-laki menempati bagian basement bangunan tersebut dan satu ruang makan berukuran besar. Tak seperti suasana di Indonesia, kehadiran jamaah perempuan ke musala memang sangat jarang, sehingga saya dan teman wanita dipersilakan menikmati makanan di dapur.
Tak gampang menemukan atmosfer Ramadan di Prancis. Meski Islam adalah agama terbesar kedua di negara ini, bulan puasa hampir tak ada bedanya dengan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408