Kurnia Meiga Kena Larangan Bertanding
JAKARTA - Pemain Indonesia Super League (ISL) harus lebih hati-hati dalam bersikap dalam pertandingan. Jika tidak, putusan tegas Komisi disiplin (komdis) akan mereka hadapi. Seperti yang dialami oleh pemain Arema Cronous Kurnia Meiga yang diputuskan bersalah setelah sidang Komdis digelar pada Kamis (8/5) malam lalu.
Aksinya saat melawat ke kandang Semen Padang, pada 29 April lalu, dengan mengacungkan jari tengah ke arah penonton, berbuntut denda Rp 50 juta. Bukan hanya itu, dia juga mendapat larangan tampil dalam dua pertandingan.
"Kami berusaha tegas menjalankan aturan dengan maksimal. Ini masuk dalam tingkah laku buruk. Pemain harus memberi contoh dan bisa respek agar semakin baik," kata anggota Komdis M Makruf saat dihubungi, kemarin (9/5).
Bagi dia, dalam kondisi apapun pemain harus bisa dewasa dan tetap respek, sikap penonton, memang menjadi tantangan bagi pemain. Tapi, Komdis tidak menolerir provokasi yang dilakukan terhadap penonton, demikian juga sebaliknya.
"Sikap pemain harus lebih respek. Kalau provokasi, kami sanksi. Penonton pun demikian, jika mereka melakukan provokasi, tingkah laku buruk, juga dapat sanksi," terang dia.
Namun, Makruf mengakui, jika siding pekan ini didominasi dengan banyaknya sanksi terhadap pemain Divisi Utama. Dia menyebut, peraturan dan sanksi Komdis akan diberlakukan merata, tidak pandang bulu.
Antara pemain, ofisial, panpel, semua disanksi sama, apabila melakukan kesalahan dan melanggar disiplin, tidak ada perbedaan.
"Agar kompetisi lebih baik dan bisa lebih disiplin. Supporter pun kami sanksi jika mereka melakukan pelanggaran," tuturnya.
Karena itu pula, pendukung Delta Putra Sidoarjo (Deltras) dilarang memasuki stadion selama 3 (tiga) bulan pada pertandingan tandang. Penyebabnya, mereka menyanyikan lagu rasis terhadap tim atau pendukung tim lainnya.
"Mereka berlipat, mulai pelanggaran nyanyian rasis Bonek Jancok, pelemparan botol air mineral dan menyalakan kembang api. Selain sanksi juga kena denda Rp 50 juta yang dibebankan ke klub," tandasnya.
Manajer Arema Rudy Widodo menjelaskan jika sampai kemarin mereka belum menerima surat putusan dari Komdis. Dia menegaskan menghormati putusan itu dan tak akan melakukan banding.
"Kita menghormati keputusan Komdis. Kalau banding hanya akan menambah hukuman, buat apa banding. Kami loyal dengan keputusan komdis tapi seyogyanya komdis juga melihat aspek sebab- akibat," cetusnya.
Meiga menurut Rudy bertindak seperti itu dimungkinkan karena ulah sebagian oknum suporter Semen Pdang yang melimpari bench Arema dengan botol minuman.
"Tentu tindakan ini juga tidak diperkenankan. Ya semoga peristiwa di Padang tidak terulang di seluruh Stadion di ISL," tandasnya. (aam/muf/jpnn)
Rincian Sanksi Komdis, Kepada: Manajer, Ofisial, dan Pemain
Henry Wairara (Manajer Persiram Raja Ampat) melakukan tingkahlaku buruk dan tidak patut karena mengejar dan menendang wasit pada pertandingan Persepam MU V Persiram pada 18 April 2014. Sanksi berupa larangan memasuki stadion 3 (tiga) kali dalam kompetisi ISL 2014 dan hukuman denda Rp. 100 juta yang dibayarkan paling lambat 8 Juni 2014.
Kurnia Meiga (Arema Cronous) melakukan tingkahlaku buruk dan tidak patut karena memprovokasi penonton dan mengancungkan jari tengahnya pada pertandingan Semen Padang v Arema pada 29 April 2014, Sanksi berupa larangan bermain 2 (dua) kali pertandingan dalam kompetisi ISL 2014 dan hukuman denda Rp. 50 juta yang dibayarkan paling lambat 8 Juni 2014.
JAKARTA - Pemain Indonesia Super League (ISL) harus lebih hati-hati dalam bersikap dalam pertandingan. Jika tidak, putusan tegas Komisi disiplin
- Pemprov Sumut Beri Dukungan Rp 15 M demi Kesuksesan Aquabike World Championship
- Menjelang Jumpa Korea, Timnas Basket Indonesia Mencoba Lebih Disiplin
- Mediol Gemilang, Petrokimia Gresik Pupus Harapan TNI AU ke Final Livoli Divisi Utama
- Tanpa Kekuatan Terbaik, TNI AL Bikin Kejutan Masuk Final Livoli Divisi Utama 2024
- Mengintip Peluang Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026, Seberapa Dekat?
- Diikuti 20 Tim, Babak Grand Finale Meet the World SKF Siap Digelar di Jakarta