Kurs Rupiah Kembali Terperosok Senin Pagi, Ini Penyebabnya...
jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan melemah 50 poin atau 0,35 persen.
Pada pukul 10.00 WIB, rupiah melemah ke posisi Rp 14.425 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.375 per USD.
Tim Riset Mega Capital Sekuritas menyatakan pelemahan kurs rupiah terjadi karena pelaku pasar yang masih mencermati proyeksi kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve.
"Investor masih mencermati kenaikan ekspektasi inflasi The Federal Reserve serta proyeksi kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan," tulis Tim Riset Mega Capital Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin (21/6).
The Fed pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pekan lalu menyatakan suku bunga akan naik dua kali pada 2023.
"Kemudian memunculkan kekhawatiran akan tapering (pengurangan pembelian obligasi oleh The Fed)," katanya.
Lebih lanjut, menurut Tim Riset Mega Capital Sekuritas, Presiden Federal Reserve Bank St. Louis James Bullard juga mengatakan bank sentral AS telah memulai diskusi mengenai pengurangan program pembelian obligasi selama masa pandemi.
Bullard menyebut perubahan sikap The Fed adalah tanggapan alami dari pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi yang lebih cepat dari ekspektasi.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan melemah 50 poin atau 0,35 persen.
- Terdampak Kabar Aktivitas Bisnis Amerika, Rupiah Ditutup Ambrol 63 Poin
- Rupiah Ambruk 63 Poin, Prabowo Diminta Segera Berbenah
- Rupiah Ditutup Melemah 22 Poin, 'Kabinet Obesitas' jadi Faktor Pemicu
- Rupiah Hari Ini Terkerek Pelantikan Presiden Prabowo Subianto
- Rupiah Hari Ini Melorot Lagi, Harga Emas Makin Meroket!
- Ramalan Bank Indonesia Bikin Peluang Rupiah Melaju ke Level Rp 15.500