Kurs Rupiah Makin Parah, Airlangga Akui Terdepresiasi 6 Persen, tetapi
jpnn.com, JAKARTA - Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore kembali melemah, bahkan menyentuh pelemahan 40 poin atau 0,26 persen.
Rupiah ditutup melemah ke posisi Rp 15.358 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.318 per USD.
"Rupiah tertekan oleh sentimen risk off di pasar. USD masih menguat hari ini walau tidak besar," kata Analis DCFX Futures Lukman Leong di Jakarta, Selasa (11/10).
Menurutnya, penguatan USD terjadi karena investor khawatir tentang kenaikan suku bunga bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), dan eskalasi dalam perang Ukraina.
Lukman menyebut dari domestik, rupiah dipengaruhi oleh data penjualan ritel Agustus mengecewakan, yaitu hanya mengalami pertumbuhan 4,9 persen, lebih rendah dibandingkan perkiraan untuk 8 persen dan 6,2 persen pada bulan sebelumnya.
"Menambah tekanan pada rupiah," ujar Lukman.
Pada Agustus 2022 kinerja penjualan eceran yang tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) tercatat sebesar 201,8, atau tumbuh 4,9 persen (yoy).
Rupiah hari ini dibuka melemah ke posisi Rp 15.331 per USD. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp 15.331 per USD hingga Rp 15.374 per USD.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui rupiah memang mencatatkan depresiasi hingga enam persen
- Mendes PDT Yandri Susanto Lihat Potensi Besar Desa Ada di Sini
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Tegas, YLKI Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
- Grant Thornton Indonesia Kupas Tuntas Strategi RI Hadapi Tantangan Ketidakpastian Ekonomi
- Kisah Sukses Nasabah PNM Mekaar, Ekspor Olahan Sisik Ikan ke Berbagai Benua