Kurs Rupiah Melempem Lagi, Ternyata Ini Sebabnya...
jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi (21/4) melemah 27 poin atau 0,19 persen.
Hal ini terjadi seiring kekhawatiran pasar terhadap meningkatnya kasus Covid-19 global.
Pada pukul 9.35 WIB, rupiah melemah ke posisi Rp 14.525 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.498 per USD.
"US treasury 10-year yield turun ke level 1,57 persen di tengah pantauan investor terhadap kinerja pendapatan perusahaan. Sementara kekhawatiran baru tentang pandemi mendorong investor kembali ke instrumen safe-haven," tulis Tim Riset Mega Capital Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Tim riset juga memaparkan, musim laporan keuangan kuartal I-2021 dimulai dengan awal yang kuat dengan pendapatan pada sektor keuangan telah melampaui ekspektasi sebesar 38 persen.
"Sementara sektor lainnya yang termuat dalam S&P 500 telah naik sebesar 12 persen, menurut data Credit Suisse," ujarnya.
Selain itu, lanjut tim riset Mega Capital, imbal hasil (yield) obligasi AS kembali turun setelah Organisasi Kesehatan Internasional (WHO) memperingatkan bahwa infeksi Covid-19 global mendekati level tertingginya.
Negeri Paman Sam sendiri mempertahankan kecepatan 3 juta vaksinasi per hari, di tengah 67.100 infeksi baru setiap hari yang masih tercatat.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi (21/4) melemah 27 poin atau 0,19 persen seiring kekhawatiran pasar terhadap meningkatnya kasus Covid-19 global.
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Donald Trump jadi Presiden AS Alamat Bahaya Buat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
- Rupiah Ditutup Melemah 22 Poin, 'Kabinet Obesitas' jadi Faktor Pemicu
- Rupiah Hari Ini Terkerek Pelantikan Presiden Prabowo Subianto
- Pemerintah Fokus Menjaga Aliran Investasi untuk Pembangunan Masa Depan
- Ramalan Bank Indonesia Bikin Peluang Rupiah Melaju ke Level Rp 15.500