Kurs Rupiah Melempem Selasa Sore, Bagaimana Besok?
jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore terkoreksi terhadap USD.
Rupiah ditutup melemah tujuh poin atau 0,05 persen ke posisi Rp 14.410 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.403 USD.
Analis Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto menyatakan, pelemahan rupiah karena tertekan imbal hasil surat utang atau obligasi Amerika Serikat (AS).
"Memang publikasi trade balance masih belum bisa meredam volatilitas pasar. Tekanan masih tinggi, terkait sangat erat dengan pergerakan yield US treasury 10 year," kata Rully, di Jakarta, Selasa (16/3).
Menurut dia, imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun sendiri saat ini masih tercatat di level yang cukup tinggi di kisaran 1,6 persen.
Rully menuturkan pelaku pasar juga tengah menanti hasil rapat bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), setelah Presiden AS Joe Biden mengesahkan paket stimulus senilai USD 1,9 triliun.
"Pasar menunggu sinyal dari The Fed besok," ujar Rully.
Sementara itu, Rully mengatakan, pengaruh dalam negeri terkait rupiah adalah rilis Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai surplus Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) sebesar USD 2,01 miliar pada Februari 2021. Selain itu, nilai ekspor yang tumbuh 8,56 persen (yoy), sementara nilai impor tumbuh 11,86 persen (yoy) pada Februari 2021.
Nilai kurs rupiah melemah pada perdagangan antarbank di Jakarta Selasa sore. Simak selengkapnya.
- Rupiah Melemah Karena Penggeledahan di BI? Misbakhun Angkat Suara
- Rupiah Anjlok Lagi, Per USD Tembus Rp 16.313
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Rupiah Ditutup Melemah 22 Poin, 'Kabinet Obesitas' jadi Faktor Pemicu
- Rupiah Hari Ini Terkerek Pelantikan Presiden Prabowo Subianto
- Pemerintah Fokus Menjaga Aliran Investasi untuk Pembangunan Masa Depan