Kurs Rupiah Rawan 'Terpeleset' Seiring Konsolidasi Pasar Jelang Pertemuan The Fed
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan kilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ini berpotensi melemah.
Menurutnya, hal itu terjadi seiring konsolidasi pasar menjelang pertemuan bank sentral AS The Federal Reserve.
Pada Senin, pukul 9.46 WIB, rupiah terkoreksi 29 poin atau 0,2 persen ke posisi Rp 14.218 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.189 per USD.
"Pasar perlu mewaspadai pelemahan nilai tukar rupiah hari ini terhadap USD, karena USD terlihat rebound terhadap major currency seperti Euro, GBP, AUD, JPY, dan mata uang regional seperti SGD, Peso, Baht, Won, pagi ini.," kata Ariston, di Jakarta, Senin (14/6).
Ariston memperkirakan hasil rapat The Fed kemungkinan besar akan tetap sama dengan rapat sebelumnya yaitu mempertahankan kebijakan yang sama.
"Seperti pembelian obligasi USD 120 miliar per bulan dan suku bunga acuan di dekat nol persen," ujarnya.
Kendati demikian, lanjutnya, para pelaku pasar mewaspadai apabila The Fed akan membuka diskusi soal kemungkinan perubahan kebijakan ke arah yang lebih ketat.
Pasalnya, menurut Ariston, kenaikan inflasi yang sudah melebihi target dua persen selama beberapa bulan.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan kilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ini berpotensi melemah.
- Rupiah Anjlok Lagi, Per USD Tembus Rp 16.313
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Sentimen Negatif Trump Bikin Rupiah Hari Ini Ambrol 62 Poin
- Efek Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Rupiah Hari Ini Cerah
- Donald Trump jadi Presiden AS Alamat Bahaya Buat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
- Terdampak Kabar Aktivitas Bisnis Amerika, Rupiah Ditutup Ambrol 63 Poin