Kurs Rupiah Sudah Tak Cerminkan Fundamental Ekonomi
jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menyebut melemahnya nilai tukar rupiah pada beberapa pekan terakhir tidak lagi sejalan dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia.
Bank sentral mengarahkan dan memprioritaskan kebijakan moneter pada terciptanya stabilitas.
Turbulensi yang berasal dari pasar global masih berlanjut sehingga BI perlu mengambil kebijakan yang tegas.
’’Bank Indonesia punya ruang yang cukup besar untuk menyesuaikan suku bunga kebijakan (BI 7-day reverse repo). Respons kebijakan itu akan dijalankan secara konsisten dan preemptive untuk memastikan keberlangsungan stabilitas,’’ ujar Agus, Jumat (11/5).
Suku bunga acuan kini berada di level 4,25 persen. Posisi itu tidak berubah sejak sekitar delapan bulan lalu atau tepatnya pada 22 September 2017.
Agus menambahkan, BI juga bakal konsisten mendorong berjalannya mekanisme pasar secara efektif dan efisien.
Dengan begitu, ketersediaan likuiditas, baik di pasar valuta asing maupun pasar uang, tetap terjaga dengan baik.
Operasi moneter di pasar valuta asing tetap akan dilakukan untuk meminimalkan volatilitas kurs.
melemahnya nilai tukar rupiah pada beberapa pekan terakhir tidak lagi sejalan dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia.
- Rupiah Ditutup Melemah 22 Poin, 'Kabinet Obesitas' jadi Faktor Pemicu
- Rupiah Hari Ini Terkerek Pelantikan Presiden Prabowo Subianto
- Pemerintah Fokus Menjaga Aliran Investasi untuk Pembangunan Masa Depan
- Ramalan Bank Indonesia Bikin Peluang Rupiah Melaju ke Level Rp 15.500
- Fundamental Ekonomi Menguat, Kurs Rupiah akan Membaik
- Rupiah Menguat, Biaya Produksi Bisa Menurun