Kursi Kepala SKK Migas Makin Panas
jpnn.com - JAKARTA - Jabatan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) belakangan makin panas. Saat terjadi masih ada pihak yang belum rela kursi itu diduduki Rudi Rubiandini.
Pengamat kebijakan publik dari Indonesian Public Institute, Karyono Wibowo, menilai isu perselingkuhan yang menyeret nama Rudi Rubiandini merupakan bagian dari intrik perebutan kursi panas itu.
"Saya justru melihat isu itu bukan berdiri sendiri. Saya menduga ada korelasinya dengan pertarungan perebutan kursi kepala SKK Migas," ungkap Karyono di Jakarta, Jumat (2/8).
Dikatakan, SKK Migas adalah institusi yang sangat strategis dalam mengatur bisnis minyak dan gas di Indonesia. Tentu, imbuh Karyono, posisi kepala SKK Migas menjadi salah satu episentrum pertarungan kepentingan ekonomi dan politik.
Pernyataan itu menanggapi Front Pemuda Penyelamat Migas Nasional (FPPMN) yang menyebutkan Rudi Rubiandini melakukan tindakan asusila dengan melakukan perselingkuhan. Karyono mengatakan, tuduhan seperti itu perlu dibuktikan secara hukum. Pasalnya, jika itu tidak bisa dibuktikan secara hukum, maka akan menimbulkan fitnah, dan cenderung bersifat pembunuhan karakter (character assassination)
Dijelaskan Karyono, memang sejak awal ada pihak yang tidak suka Rudi Rubiandini menduduki jabatan kepala SKK Migas.
Dia menduga, kemungkinan lain di balik munculnya isu perselingkuhan itu, ada kekuatan lain yang merasa bisnisnya terganggu oleh adanya gebrakan Rudi Rubiandini. "Kita tahu, sektor migas sulit terhindar dari kepentingan bisnis dan poitik. Sehingga sosok profesional seperti Rudi Rubiandini yang berangkat dari akademisi cenderung bertentangan dengan kelompok kekuatan politik," ujar Karyono.
Menurut Karyono, fitnah seperti itu kerap terjadi di lingkungan para pejabat. Biasanya, fitnah bisa timbul karena adanya perebutan kekuasaan. Sumber fitnah bisa dari internal institusi yang kemudian dihembuskan keluar.
"Saya berharap kepala SKK Migas tidak terpengaruh fitnah tersebut dan tetap berkonsentrasi terhadap pekerjaannya,” kata dia.
Dia menambahkan, pekerjaan kepala SKK Migas saat ini sungguh berat. Ada tiga tugas utama seorang kepala SKK Migas yang membutuhkan konsentrasi penuh, karena berkaitan dengan kepentingan nasional.
Pertama, tugas jangka pendek adalah berusaha mencapai target produksi (lifting) pada tahun ini dan 2014. Sesuai arahan pemerintah pada 2014, produksi minyak harus menyentuh angka satu juta barel per hari.
Kedua, target jangka menengah, yakni pencapaian target produksi minyak pada 2015 yang rata-rata harus mencapai satu juta barel per hari. Dalam pencapaian target ini dimungkinkan terlaksana apabila berhasil meningkatkan kegiatan enhanced oil recovery (EOR) dan mengawal proyek-proyek dapat dilaksanakan tepat waktu.
Ketiga, untuk tugas jangka panjang, SKK Migas dituntut untuk meningkatkan cadangan terutama cadangan minyak yang selama beberapa tahun belakangan ini mulai menurun. Upaya ini akan dilakukan SKK Migas untuk mendukung ketersediaan energi di masa yang akan datang. (rls/jpnn)
JAKARTA - Jabatan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) belakangan makin panas. Saat
- TNI AL Gelar Surya Bhaskara Jaya dan Pembinaan Karakter Maritim di Atas Kapal Perang
- Menjelang Debat Calon Ketum ILUNI FHUI, Rahmat Bastian Siapkan 3 Program Andalan
- Perihal Proyek Bendungan Budong-Budong, Laskar Merah Putih Minta KPK dan Kejagung Turun Tangan
- BKN Resmi Umumkan Jadwal Pendaftaran PPPK 2024 Tahap 2
- Menteri P2MI Dorong Peningkatan Skill PMI untuk Tekan Eksploitasi
- Bea Cukai Gagalkan Penyelundupan Barang Impor Bernilai Miliaran, Begini Kronologinya