Kursi Museum Banggar

Kursi Museum Banggar
Kursi Museum Banggar
SAYA bukan anti kemewahaan. Saya juga bukan anti barang mahal. Mewah dan mahal itu sensasi yang asyik buat bumbunya canda. Juga penting untuk berbagi rasa pada pembaca. Itulah faktor yang membuat saya ngebet ke Gedung Nusantara II, berlari-lari naik eskalator, agar cepat-cepat bisa masuk Ruang Banggar yang didesain dengan interior Rp 20 miliar itu. Sumpah, saya pingin banget duduk di kursi Rp 24 juta-an, yang dirancang costumize itu.

Bisa diorder sesuai selera pemesannya. Juga selaras dengan fungsi, kegunaan, dengan derajatkenyamanan mendekati sempurna. Saya sudah membayangkan, bersandar punggung di kursi yang diproduksi oleh perusahaan furniture terkenal, Vitra Company, Jerman itu. Pasti seru, sensasional, dan punya stok bahan cerita yang tak ada habis-habisnya. Atmosfer Ruang Banggar itu sendiri, pasti bisa bicara. Saya ingin menghirup udara di ruangan yang akan digunakan untuk mengatur perputaran Rp 1.300 triliun duit negara.

Yang parfum pewanginya harus mengalahkan aroma uang kertas baru yang baru keluar dari BI itu. Konon, inilah satu-satunya space, yang di saat bersidang anggota dewan “tak pernah mengantuk!” Juga tidak pernah menguap, sekalipun pagi dini harinya, habis menonton big match Real Madrid vs Barcelona. Ruangan itu oleh banyak pihak juga disebut sebagai tempat paling serius, paling sibuk, paling sering berkutat dengan angka 9 sampai 10 digit.

:TERKAIT Ruangan ini pula yang dinilai paling “panas”, paling “hot”, paling “seksi” dan sekaligus paling “basah”. Jangan dirangkai, hot, seksi dan basah itu dalam satu pemahaman konotatif, nanti bisa menjurus. Tempat berukuran kecil, sekitar 100 meter persegi itu juga dianggap jembatan yang bisa menjadi air mata, atau sumber mata air. Kemarin, rupanya bukan hanya saya yang ingin merasakan ruangan itu. Banyak orang datang, dan hanya ingin melihat ruangan yang oleh beberapa anggota dewan disebut-sebut sebagai calon museum itu.

SAYA bukan anti kemewahaan. Saya juga bukan anti barang mahal. Mewah dan mahal itu sensasi yang asyik buat bumbunya canda. Juga penting untuk berbagi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News