KY Dinilai tak Fokus Awasi Hakim
Rabu, 29 Desember 2010 – 09:40 WIB
JAKARTA - Konsorsium Reformasi Hukum Nasional (KRHN) menilai Komisi Yudisial (KY) tak fokus mengawasi kinerja hakim yang menangani sengketa Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada). Padahal transaksi finansial dan politik berpotensi besar terjadi di tingkat Pengadilan. Yulianto mencontohkan kasus di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Kata dia, Ketua PN Bima mengeluarkan pendapat hukum yang menyebutkan bahwa pelaku tindak pidana politik uang tidak berhubungan dengan calon tertentu. "Saya kira ini perlu menjadi perhatian bagi KY," ucapnya.
"Komisi Yudisial tidak melihat sesuatu yang penting. Padahal pada proses Pemilukada, terjadi transaksi finansial maupun politik," kata Wakil Ketua KRHN, Yulianto.
Menurut dia, berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung (MA) No. 08 Tahun 2008. 4/16/2009 tentang pengalihan wewenang mengadili sengketa hasil pilkada memang sudah berpindah ke MK. Namun, kata dia, Pengadilan Negeri (PN) ataupun Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) berkewenangan menangani perselisihan terhadap proses tahapan Pemilukada, seperti tindak pidana politik uang atau terkait dengan calon kepala daerah yang digugurkan KPU.
Baca Juga:
JAKARTA - Konsorsium Reformasi Hukum Nasional (KRHN) menilai Komisi Yudisial (KY) tak fokus mengawasi kinerja hakim yang menangani sengketa Pemilihan
BERITA TERKAIT
- BAZNAS Angkat Kisah Guru Papua dalam Buku Mengajar di Batas Negeri
- Warga Angkatan 45 Geger, Romiah dan Bobi Mengaku Tidak Kenal
- Pentolan KKB Pembunuh Personel Satgas Elang Berani Nongol di Warung Depan Polres
- Sejumlah Wilayah Ini Wajib Waspada karena Efek Erupsi Gunung Semeru
- Jasa Raharja & Korlantas Polri Survei Kesiapan Pengamanan Nataru
- 3 Siswa SMKN 4 Semarang yang Ditembak Polisi Itu Anak Saleh, Remaja Masjid, dan Paskibraka