Laba Bersih Naik, Kenapa Giant Tutup 6 Gerai?
Namun, dia mengatakan, dari pengamatan dan diskusi dengan anggotanya, khususnya pihak Hero Supermarket, penutupan gerai adalah salah satu langkah korporasi untuk mengubah model bisnis.
Model gerai ritel dengan large size area akan dikurangi untuk beralih ke medium size area.
”Itu karena perilaku konsumen saat ini sudah berbeda. Mereka sudah tidak ingin berlama-lama berkeliling. Mereka maunya direct buying. Masuk ritel, cari barang yang dimau, langsung bayar,” beber Roy.
Pertimbangan kedua terkait dengan lokasi. Di tengah persaingan yang semakin ketat, pelaku industri ritel perlu mencari lokasi terbaik untuk gerainya.
Jika memang gerai di suatu lokasi tak menunjukkan performa penjualan yang baik, wajar saja pelaku ritel berpikir untuk menutupnya, kemudian mencari lokasi baru yang lebih strategis.
”Harus relokasi ke daerah yang lebih menjanjikan. Jika tidak, justru menjadi beban perusahaan,” urai Roy.
Roy menegaskan, jika melihat data terakhir 2018, kondisi keuangan Giant tidak mengkhawatirkan.
”Masih menunjukkan kenaikan laba bersih,” tegasnya.
Jaringan ritel PT Hero Supermarket Tbk memutuskan untuk menutup enam gerai Giant yang berada di Jakarta.
- Ninja Xpress Hadirkan Solusi Logistik Terintegrasi, Praktis & Ekonomis untuk Industri Ritel Lewat Ninja B2BR
- Persaingan Makin Kompetitif, LOTTE Usung Konsep Baru Berbelanja
- Nestle Gandeng Hero Supermarket dan Rekosistem Bikin Fasilitas Waste Station
- 70 Industri Mamin Hadir di The Westin Jakarta, Uni Eropa Genjot Bisnis di Indonesia
- Ganjar Pranowo Bercerita, Dia Merasa Deg-degan
- Alhamdulillah, Kemnaker Siapkan Pelatihan Vokasi di BLK Bagi Korban PHK Giant