Laba Garuda
Oleh Dahlan Iskan
jpnn.com - Saya membedakan antara 'sikap keuangan' dan 'ahli keuangan'.
Belum tentu orang yang ahli keuangan punya 'watak keuangan'. Sebaliknya, belum tentu yang punya 'sikap keuangan' adalah 'ahli keuangan'.
Yang terbaik adalah ahli keuangan yang punya 'sikap keuangan'.
Saya kagum dengan direktur keuangan PT Garuda Indonesia itu. Ia pasti sangat ahli keuangan. Kalau tidak, mana mungkin bisa. Dalam keadaan bisnis seperti itu Garuda bisa laba Rp 70 miliar. Di laporan keuangan tahun 2018 yang ia buat.
Saya ingin melansir satu mantra berikut ini: "Mereka boleh pintar, kita tidak boleh bodoh". Mantra yang saya beri tanda kutip itu baiknya dipegang oleh siapa saja.
Apalagi dalam hubungan dagang dengan Tiongkok. Atau dengan siapa pun. Jangan pernah salahkan mereka yang pintar itu. Namun kita juga harus ingat: kita jangan bodoh!
Kita harus mengakui direktur keuangan Garuda itu sangat pintar. Sangat ahli keuangan: bagaimana bisa membuat Garuda terlihat laba Rp 70 miliar. Padahal rugi Rp 2,4 triliun. Sungguh pintar sekali.
Namun OJK (Otoritas Jasa Keuangan) tidak bodoh.