Laba Garuda
Oleh Dahlan Iskan
Mungkin banyak yang mengira Wi-Fi itu nanti gratis. Seperti yang di dalam terminal bandara.
Tentu tidak akan gratis.
Bisakah jasa Wi-Fi itu menghasilkan uang Rp 2 triliun dalam waktu 10 tahun?
Saya tidak mampu menghitungnya. Belum tersedia data pendapatan pesawat dari sektor Wi-Fi.
Saya sering naik pesawat yang sudah memiliki layanan Wi-Fi. Selama di Amerika. Atau dalam penerbangan jarak jauh.
Namun hanya sekali menggunakannya. Itu pun hanya karena ingin merasakan. Yang benar-benar untuk keperluan mendesak belum pernah. Masih terlalu mahal. Menurut perasaan saya.
Apalagi untuk penerbangan Citilink di dalam negeri. Yang jarak terbangnya hanya satu sampai dua jam. Adakah begitu pentingnya urusan yang sampai tidak bisa ditunda dua jam? Sampai harus menggunakan Wi-Fi yang mahal?
Untuk ukuran saya saja masih merasa mahal. Apalagi untuk umum. Entahlah, mungkin saya yang salah sikap. Meski bukan orang keuangan saya sudah tertular untuk punya 'sikap keuangan'.