Laba Garuda

Oleh Dahlan Iskan

Laba Garuda
Dahlan Iskan.

Untuk perusahaan publik, kepintaran seperti itu semata-mata untuk menipu pasar. Agar harga sahamnya naik.

Untuk sebuah perusahaan negara bisa karena sikap asal bapak senang. Atau alasan politik.

Untuk manajemen, bisa karena mengejar bonus. Laba besar berarti bonus besar.

Garuda adalah perusahaan publik, milik negara dan memiliki sistem bonus (tantiem) untuk manajemennya.

Di swasta juga dikenal bonus. Juga dilihat dari besarnya laba. Namun 'laba' tidak sama dengan 'laba'. Ada laba dengan kualitas baik. Ada pula laba yang kualitasnya tidak baik.

Laba yang kualitasnya rendah tadi sering saya sebut sebagai 'laba yang penuh lemak dan kolesterol'. Kelihatannya saja laba, tetapi justru bisa mematikan.

Salah satu kolesterol itu adalah 'piutang'. Terutama 'piutang ragu-ragu'. Yang belum tentu bisa benar-benar menjadi pendapatan.

Bisa saja tiba-tiba orangnya meninggal. Atau bangkrut. Atau justru menggugat.

Kita harus mengakui direktur keuangan Garuda itu sangat pintar. Sangat ahli keuangan: bagaimana bisa membuat Garuda terlihat laba Rp 70 miliar. Padahal rugi Rp 2,4 triliun. Sungguh pintar sekali.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News