Laboratorium Cybercrime Bareskrim Polri Jadi yang Terbesar Se-Asia
Gabungkan Kecanggihan Alat dan Insting Reserse
Rabu, 02 Mei 2012 – 00:02 WIB
Sutarman lalu menelepon Kapolres setempat. "Saya perintahkan untuk datang ke warnet itu, lalu periksa orang yang sedang online di sana," ujarnya.
Rupanya, hanya satu orang yang sedang online, yakni si penjaga warnet. "Ya sudah, tangkap saja, periksa dulu," kata Sutarman. Insting Sutarman sebagai reserse tepat. "Setelah diinterogasi, benar dia yang memeras. Jadi, memang harus ada kombinasi insting dan alat," lanjutnya.
Maraknya kejahatan melalui komputer sudah diramalkan suami Elly Sutiarti itu sejak lima tahun yang lalu. Sutarman memaparkannya dalam buku tentang e-commerce. Mantan ajudan Presiden Abdurrahman Wahid tersebut optimistis, tidak ada kejahatan cyber yang tak bisa dilacak. "Kalau alat saya ini masih 4 G, lima tahun lagi memang harus diperbarui karena kejahatan digital ini juga tiap hari makin canggih," ujarnya.
Salah satu prestasi lain cybercrime adalah melacak jejak terdakwa kasus korupsi wisma atlet M. Nazarudin yang kabur ke Kolombia Agustus lalu. "Ketika dia ada komunikasi live melalui Skype ke TV One, langsung kami lacak," tuturnya. Hasil penelusuran, komunikasi tersebut dilakukan Nazaruddin di Dominika. "Malam itu juga saya perintah tim untuk berangkat mengejar ke sana," ujar mantan Kapolda Jawa Barat tersebut.
Penipuan kartu kredit, situs video porno, atau ancaman bom dengan SMS kini bisa dilacak hanya dalam hitungan menit oleh polisi. Dari ruang steril
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408