Labuan Bajo Jadi Lokasi Percontohan Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak untuk Pariwisata

jpnn.com, LABUAN BAJO - Pemerintah terus berupaya meningkatkan ketahanan sektor pariwisata terhadap cuaca ekstrem, terutama di destinasi dengan risiko tinggi seperti Labuan Bajo.
Sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), Labuan Bajo menjadi lokasi uji coba program Impact Based Forecast (IBF), yaitu sistem informasi prakiraan cuaca berbasis dampak.
Program ini diinisiasi sebagai respons terhadap kecelakaan wisata yang sering terjadi akibat cuaca ekstrem di lokasi wisata bahari.
Program IBF melibatkan kolaborasi antara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), serta Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF).
Sistem ini diharapkan dapat memprediksi dampak cuaca ekstrem dan memberikan informasi yang dapat mengurangi risiko kecelakaan serta meningkatkan keselamatan dan kenyamanan wisatawan.
IBF adalah prakiraan cuaca yang menyertakan dampak dan respons, berbeda dengan prakiraan cuaca konvensional yang hanya memberikan informasi kondisi cuaca.
Sistem ini akan memberikan peringatan dampak langsung, khususnya saat terjadi cuaca signifikan yang dapat mempengaruhi aktivitas wisata.
Plt. Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh mengatakan, Labuan Bajo sering menghadapi risiko cuaca ekstrem, terutama di sektor wisata bahari.
Labuan Bajo jadi lokasi percontohan prakiraan cuaca berbasis dampak untuk pariwisata.
- Ini yang Dilakukan Katy Perry Selama Wisata ke Luar Angkasa
- Kota Lama Jadi Primadona, Libur Lebaran 2025 Dongkrak Wisata Semarang
- Soal Parapuar, BPOLBF: Tak Ada Pencaplokan, Pendekatan Berbasis Semangat Budaya ‘Lonto Leok’
- Perlu Terapkan Konsep Wisata Ramah Lingkungan di Kawasan Danau Toba
- Kehadiran Dermaga PIK Mengangkat Potensi Pertumbuhan Wisata Bahari Jakarta
- Pembangunan Dermaga Kapal di PIK Pacu Pariwisata Kepulauan Seribu