Lagi, Demo Berakhir Ricuh di NTB

Lagi, Demo Berakhir Ricuh di NTB
Lagi, Demo Berakhir Ricuh di NTB
Massa menuding, tindakan polisi yang represif dengan berlindung di balik alasan demi ketertiban umum adalah tindakan yang salah.''Unjuk rasa di Pelabuhan Sape hingga mencuat tragedi berdarah itu dilakukan warga Bima untuk mempertahankan sumber-sumber kehidupannya. Usaha tambang emas di Bima itu dikhawatirkan berdampak terhadap kerusakan lingkungan yang berakibat petani kesulitan air,''kata Ali Khairi, dari Walhi NTB. 

Kapolres Mataram AKBP Kurnianto P mengatakan, pihaknya selalu siap mengawal dan mengamankan aksi solidaritas massa. Tapi, ia meminta para pendemo tidak berbuat anarkis. Pihaknya juga tidak akan terpancing orasi yang menyudutkan polisi.

Sementara itu, aksi solidaritas kasus Sape Berdarah terjadi di sejumlah daerah. Di Sape, Bima puluhan warga yang menamakan diri Kerukunan Keluarga Pemuda dan Masyarakat Sape (KKPMS) melakukan aksi di Kantor Camat dan Polsek Sape.

Massa yang dikoordinir Erik, kembali menyuarakan tuntutan meminta Pemerintah Kabupaten Bima mencabut SK 188. Pencabutan itu merupakan harga mati yang harus dipenuhi pemerintah. Menurut Erik, SK 188 telah menetapkan tiga wilayah kecamatan di ujung timur Pulau Sumbawa, yakni Lambu, Langgudu, dan Sape masuk kawasan wilayah pertambangan PT SMN.

MATARAM--Sedikitnya seribu massa dari berbagai elemen menggelar unjukrasa di DPRD NTB, kemarin. Aksi solidaritas terkait tragedi Sape berdarah itu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News