Lagi, Densus 88 Ciduk Satu Lagi Terduga Teroris di Sumsel

Lagi, Densus 88 Ciduk Satu Lagi Terduga Teroris di Sumsel
Densus 88 Antiteror . Ilustrasi Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon/JPNN.com

Dia berharap, warga tidak mengucilkan keluarga YS, khususnya istri dan anaknya yang masih kecil. Salah seorang tokoh agama Desa Markisa, Amirudin mengatakan, saat penangkapan, Dw sedang menyiapkan takjil. “Saya kaget begitu dapat kabar dia dibawa polisi,” ujarnya.

Awalnya dia mengira kalau YS tersangkut kasus pidana. Dari warga baru diketahuinya kalau penangkapan itu ada kaitan dengan terorisme. Amirudin menambahkan, YS sosok yang ringan tangan. “Dia rajin bersihkan musala Al-Hidayah, juga azan. Tanah musala itu wakaf dari keluarganya,” ungkap dia.

Keseharian YS berdagang dan membantu sang istri jualan. Keluarga itu sudah bermukim di sana sejak 1991. Tak ada perilaku YS yang aneh. Justru YS banyak bertanya kepadanya tentang bacaan Alquran. Juga soal agama.

Ketua BPD Markisa, Ali Mustofa mengatakan, keseharian YS berjualan makanan ringan seperti bakso bakar, kue, bolu, es jagung di depan rumah. Kadang juga di posyandu. “Cara bergaulnya biasa saja,” katanya. Sejak orang tuanya meninggal, YS tinggal di rumah itu bersama istri dan anaknya yang masih kecil.

YS pernah menjual kebun sawitnya, lalu ganti usaha berkebun karet. Saat ada pesta pernikahan, sering datang. “Istrinya juga biasa, memang pakai jilbab. Tapi tidak yang aneh-aneh,” tuturnya.

Dw, 28, istri YS ketika ditemui di rumahnya terlihat begitu terpukul dengan penangkapan terhadap sang suami. “Kejadian begitu cepat, Pak. Kami lagi nyiapin jualan, sekitar jam 3 sore,” katanya.

Dia tak habis pikir kenapa suaminya ditangkap. Bahkan, hingga kemarin, alumni salah satu perguruan tinggi di Lampung itu belum juga mendapatkan penjelasan dari polisi. “Suami saya sehari hari menyadap karet. Pulang ke rumah bantu saya jualan,” bebernya,

Petugas menyita hp yang digunakan untuk isi pulsa. Juga laptop yang berisi dokumen saat Dw masih kuliah dulu. Dia membantah kalau suaminya ikut semacam pengajian. “Dia tidak pernah ninggalin saya dalam waktu lama. Hanya setiap tiga hari keluar sebentar untuk belanja keperluan pasar,” imbuhnya.

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror masih terus bergerilya mencari para terduga teroris wilayah Sumatera Selatan (Sumsel).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News