Lagi, Dua Imigran Kabur dari Rudenim
jpnn.com - PASURUAN - Kasus kaburnya tawanan beberapa kali sepertinya belum cukup menjadi pelajaran bagi pengelola Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Surabaya di Raci, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan. Akhir pekan lalu dua tawanan rudenim kembali kabur. Ironisnya, pihak rudenim terkesan menutup rapat-rapat kabar kaburnya dua tawanan tersebut. Hingga kemarin (26/3) pihak rudenim belum bersedia dikonfirmasi terkait dengan kaburnya dua tawanan imigran itu.
Namun, sumber Jawa Pos Radar Bromo di lingkungan dalam rudenim membenarkan masalah tersebut. Sumber itu menyatakan, dua tawanan yang melarikan diri tersebut berjenis kelamin laki-laki. Keduanya merupakan imigran asal Myanmar.
Berdasar informasi, keduanya baru saja dipindahkan dari rudenim Bengkulu. Pada 27 Februari lima imigran yang berstatus warga negara Myanmar dipindah dari Rudenim Bengkulu ke Rudenim Surabaya di Raci. Setelah dua imigran pindahan itu kabur, kini tinggal tiga imigran asal Myanmar yang tersisa.
Menurut sumber tersebut, kaburnya dua imigran itu baru diketahui pukul 04.56 atau selepas subuh pada Sabtu (21/3). Keduanya kabur melalui pagar belakang dengan memanfaatkan tangga di lokasi. Saat peristiwa tersebut terjadi, pihak rudenim sedang melakukan perbaikan.
Oleh dua tawanan itu, tangga yang belum sempat dipindah tersebut dipakai untuk melarikan diri. Yang pasti, kaburnya mereka terekam kamera closed circuit television (CCTV) di kompleks rudenim.
''(Mereka kabur) lewat belakang. Sempat disisir, tetapi mungkin sudah melebar,'' ujar sumber internal rudenim itu kepada koran ini kemarin. Berdasar pantauan koran ini yang berkunjung ke lokasi, tampak sejumlah pekerja yang melakukan perbaikan di dalam kompleks rudenim tersebut.
Dengan kaburnya dua tawanan imigran itu, jumlah tawanan di Rudenim Surabaya di Jalan Raya Raci, Desa Raci, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, tersebut kini tinggal 146 orang. Sebelumnya, penghuni rudenim itu berjumlah 148 orang dari berbagai negara.
Pihak rudenim belum bisa dimintai keterangan mengenai kaburnya dua imigran tersebut. Tatik Sufiyani, kepala rudenim yang baru menjabat, tidak mau menemui koran ini. Hari Widodo Harmawan, salah seorang petugas rudenim, sempat menemui para awak media yang berkumpul untuk menunggu konfirmasi. Namun, dia hanya menyampaikan pesan bahwa atasannya tidak bisa memberikan keterangan.
''Saya hanya ingin menyampaikan harus ada laporan dari Kanwil (Kemenkum dan HAM) Jawa Timur. Itu pun perintah dari Kanwil, semua informasi harus dari sana semua,'' terangnya.
Kaburnya tawanan rudenim tersebut bukan kali pertama terjadi. Berdasar data yang dihimpun Jawa Pos Radar Bromo, tercatat sejak 2010 insiden yang sama beberapa kali terjadi. Bahkan, pada 2012 tercatat ada enam kali insiden tawanan yang kabur. Total jumlah tawanan yang kabur saat itu mencapai 98 orang. Tujuh di antaranya dapat ditangkap kembali. (and/aad/dwi/mas)
PASURUAN - Kasus kaburnya tawanan beberapa kali sepertinya belum cukup menjadi pelajaran bagi pengelola Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Surabaya
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Jalan Utama Penghubung Riau-Sumbar Macet Total, Ternyata Ini Penyebabnya
- Alhamdulillah, Warga Cikaret Kini Miliki Trafo PLN, Aliran Listrik Makin Stabil
- Jembatan Sungai Rokan Miring, Kendaraan Berat Dilarang Melintas
- Masa Cuti Kampanye Berakhir, Aep Syaepuloh Kembali Jabat Bupati Karawang
- Disapu Banjir Bandang, 10 Rumah di Tapsel Sumut Hanyut
- Heboh Anggaran Belanja Gamis & Jilbab Senilai Rp 1 M Lebih di Kabupaten Banggai