Lagi, Gas Elpiji 3 Kilogram Langka di Medan

“Iya memang agak payah gas ukuran 3 Kg, enggak tahu kenapa kok bisa seperti itu. Kondisi ini terjadi sejak beberapa hari belakangan,” tutur Wondo.
Begitu juga dengan Samsudin, agen gas elpiji di Jalan Pintu Air/Sisingamangaraja Medan. Dia mengaku, kelangkaan gas 3 kg ini kira-kira sudah tiga minggu lalu.
Dikatakannya, kelangkaan ini memang biasa terjadi dan bukan kali ini saja. Namun demikian, saat ini kelangkaan yang diketahuinya dari Pertamina lantaran memasarkan Bright Gas 5,5 Kg.
“Kami dengar wacananya begitu, gas 3 kg akan diganti dengan 5,5 kg (bright gas). Nantinya, bagi masyarakat yang mampu diarahkan membeli bright gas bukan gas yang bersubsidi,” tutur Samsudin yang sudah menjadi agen gas selama tiga tahun terakhir.
Disebutkannya, masyarakat miskin atau kurang mampu yang membeli gas 3 kg nantinya menggunakan kartu miskin yang dikeluarkan pemerintah. Sedangkan masyarakat mampu tidak diperbolehkan lagi.
“Jadi, nantinya gas subsidi ini dapat sesuai sasaran untuk orang miskin atau tidak mampu. Maka dari itu, distribusinya mungkin akan tidak banyak jatah dari Pertamina untuk masyarakat,” cetus Samsudin.
Dia berharap kalau memang gas 3 kg itu hanya untuk orang miskin pemerintah segera mempercepat peraturannya, sehingga masyarakat tidak bingung.
“Gas 3 kg menggunakan sistem distribusi terbuka, siapa saja boleh membelinya. Akibatnya, banyak elpiji 3 kg yang dikonsumsi oleh orang-orang mampu, tidak tepat sasaran. Harusnya, subsidi elpiji hanya untuk masyarakat miskin dan UKM,” ujarnya. (fir)
Gas elpiji 3 kilogram atau biasa disebut gas melon kini tengah langka di Kota Medan dan sekitarnya.
Redaktur & Reporter : Budi
- ASN Medan Dilarang Menambah Libur Lebaran 2025
- Pacar Minta Dinikahi, Edi Kesal, Nyawa Kekasih Melayang
- RUU TNI Disetujui DPR, Warga Medan Langsung Berbagi Takjil
- Bareskrim Bongkar Kasus Penyalahgunaan LPG Subsidi, 5 Tersangka Ditangkap
- Bobby Nasution Batal Hadiri Pisah Sambut Walkot Medan, Gerindra: Jangan Dibesar-besarkan
- Kapolda Sumut & Ketua Bhayangkari Jenguk Bocah Korban Penganiayaan Asal Nias Selatan