Lagi, IS Unggah Video Penggal Kepala
Desak AS dan Kurdi Akhiri Aksi Militer
Sementara itu, Presiden Barack Obama kembali mendapat tekanan dari kubu Partai Republik terkait dengan kebijakan operasi militernya di Iraq. Itu terjadi karena pemimpin 53 tahun tersebut menyatakan bahwa AS belum perlu melancarkan aksi militer ke Syria. Padahal, untuk menumpas IS, mau tidak mau, AS juga harus menggempur Syria yang merupakan basis ISIS.
Meski demikian, Obama menyatakan bahwa pemerintahannya belum memiliki rencana khusus untuk melawan ISIS. ’’Kami belum memiliki strategi untuk menaklukkan ISIS di Syria. Kami harus memastikan bahwa rencana kami harus matang,’’ katanya. ’’(Apa yang terjadi di) Syria bukan sekadar isu militer, tapi juga isu politik. Isu ini akan melibatkan seluruh pemerintahan Sunni di kawasan tersebut,’’ tandas Obama.
Oleh karena itu, Obama belum mau memerintahkan aksi militer ke Syria. Tapi, orang nomor satu Gedung Putih itu tidak lagi menutup opsi untuk melancarkan serangan udara ke Syria. Hanya, menurut dia, aksi semacam itu belum mendesak. (AP/AFP/hep/c4/tia)
BAGHDAD – Militan Negara Islam alias Islamic State (IS) kembali menebar teror. Jumat (29/8) kelompok radikal yang semula bernama Islamic State
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka