Lagi, Jenderal Syria Pilih Ikut Revolusi
Ke Turki, Kepala Polisi Militer Gabung Oposisi
Kamis, 27 Desember 2012 – 06:00 WIB
Mengenakan seragam militer dengan emblem perwira di bahunya, al-Shallal berbicara di balik meja dalam ruang di lokasi yang tik dijelaskan. "Tentara telah menghancurkan kota dan desa, serta telah membantai masyarakat sipil yang turun ke jalan untuk menuntut kebebasan," ungkapnya. "Hidup Syria merdeka," serunya.
Menurut Louai Miqdada, jubir Free Syrian Army atau FSA (oposisi bersenjata Syria), Al-Shallal sebetulnya telah merencanakan pembelotan ke Turki selama beberapa pekan dengan bantuan oposisi. Tetapi, pembelotannya sempat menemui kesulitan karena pengawasan ketat dari rezim Assad. Bahkan, ada beberapa perwira militer lain yang juga ingin membelot, tetapi situasinya tidak memungkinkan.
"Selama tiga jam terakhir, al-Shallal menuju perbatasan dengan menumpang skuter. Situasinya sulit. Tidak mudah mengoordinasikan pembelotan para perwira militer Syria. Tetapi, FSA bekerja keras untuk menjamin keselamatan mereka dan perjalanan keluarga mereka," paparnya dari Turki.
Al-Shallal menjadi salah seorang pejabat tertinggi Syria yang gabung dengan oposisi Syria. Kabar soal pembelotan itu muncul setelah terjadi pembantaian di Halfaya, Provinsi Hama, Minggu lalu. Ketika itu, rudal yang ditembakkan jet tempur Syria menghajar antrean panjang warga sipil yang membeli roti. Para aktivis menyebut bahwa pembantaian di Halfaya tersebut menewaskan lebih dari 100 orang.
DAMASKUS - Di tengah kecaman terkait pembantaian Halfaya dan Talbiseh pada Minggu (23/12) dan Senin lalu (24/12), pemerintahan Presiden Bashar al-Assad
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer