Lagi-Lagi Rupiah Melemah, Ada Sinyal Kebijakan Baru dari BI?
jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank ditutup melemah 22 poin di level Rp 14.993 per USD pada perdagangan sore ini.
Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan USD menguat terhadap mata uang lainnya.
"Hal itu karena dukungan dari rebound kuat dalam imbal hasil Treasury 10-tahun AS didorong melewati 2,95 perseb setelah dibuka kembali usai libur," ujar Ibrahim, Selasa (5/7).
Presiden AS Joe Biden mengumumkan pembatalan beberapa tarif AS untuk barang-barang konsumen China minggu ini untuk melawan inflasi.
Di Asia Pasifik, rupiah hari ini dipengaruhi oleh aktivitas layanan China tumbuh pada tingkat tercepat pada Juni dalam hampir setahun karena pembatasan Covid-19 berkurang dan banyak permintaan.
Lebih lanjut, dari faktor internal Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memberikan sinyal kebijakan baru dalam menyikapi perkembangan ekonomi global yang penuh ketidakpastian dan mempengaruhi kondisi dalam negeri.
Hal ini ditandai dengan risiko stagflasi seiring kenaikan suku bunga dan kebijakan secara global di tengah ekonomi yang baru pulih, serta makin luasnya kebijakan proteksionisme oleh berbagai negara.
Ke depan, BI akan terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank ditutup melemah 22 poin di level Rp 14.993 per USD pada perdagangan sore ini.
- 5 Strategi Bisnis BNI Menghadapi Tantangan Perekonomian 2025
- Menko Airlangga Ungkap Program Belanja Murah Akhir Tahun Cetak Transaksi Rp 71,5 Triliun
- Meraih Peluang Ekonomi di Tahun 2025
- F-PAN Apresiasi Keberhasilan Pemerintah Mengatasi 10 Tantangan Ekonomi di 2024
- Ekonom Sebut Dampak PPN 12% Bakal Memukul UMKM
- Aqua Berangkatkan 30 Marbut Masjid Umrah