Lagi, Pemberontak Libya Terpukul
Pro-Kadhafi Dekati Benghazi
Kamis, 17 Maret 2011 – 21:08 WIB
Sebelumnya, para pemimpin pemberontak Libya mendesak komunitas internasional agar menghentikan pasukan pro-Kadhafi dengan menggunakan pesawat. Meski demikian, bisa dipahami negara-negara seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok ragu dalam mengambil keputusan pemberlakuan no fly zone. Sebagian di antara mereka khawatir dicap melakukan intervensi militer dalam konflik Libya.
Baca Juga:
Liga Arab mendukung wacana pemberlakuan no fly zone tersebut. Namun, pertemuan tingkat menteri luar negeri G8 di Paris juga gagal menyepakatinya.
Tentara loyalis Kolonel Muammar Kadhafi menyatakan telah menguasai Ajdabiya. Tetapi, kelompok pemberontak menegaskan bahwa serangan pro pemerintah bisa dipatahkan.
Ajdabiya berjarak 160 kilometer dari Benghazi dan menjadi jalur utama menuju perbatasan Mesir. Kondisi di Benghazi dilaporkan semakin tegang selama beberapa jam terakhir. Sementara itu, optimisme kelompok pemberontak agar zona larangan terbang diberlakukan meluntur.
Jalal Al Gallal dari Dewan Nasional Transisi Libya menyatakan, bakal terjadi pembantaian jika komunitas internasional tidak melakukan intervensi. "Dia (Kadhafi, Red) akan membunuh orang-orang sipil. Dia akan membunuh mimpi-mimpi mereka (akan kebebasan). Dia akan menghancurkan kami lagi dan lagi," ucap dia kepada BBC.
AJDABIYA - Kekhawatiran tentara pemberontak Libya bahwa Kota Ajdabiya bakal menjadi medan perang sengit dalam melawan militer pemerintah terjadi
BERITA TERKAIT
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan