Lagi, Pemberontak Libya Terpukul

Pro-Kadhafi Dekati Benghazi

Lagi, Pemberontak Libya Terpukul
Lagi, Pemberontak Libya Terpukul
Sebelumnya, para pemimpin pemberontak Libya mendesak komunitas internasional agar menghentikan pasukan pro-Kadhafi dengan menggunakan pesawat. Meski demikian, bisa dipahami negara-negara seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok ragu dalam mengambil keputusan pemberlakuan no fly zone. Sebagian di antara mereka khawatir dicap melakukan intervensi militer dalam konflik Libya.

Liga Arab mendukung wacana pemberlakuan no fly zone tersebut. Namun, pertemuan tingkat menteri luar negeri G8 di Paris juga gagal menyepakatinya.

Tentara loyalis Kolonel Muammar Kadhafi menyatakan telah menguasai Ajdabiya. Tetapi, kelompok pemberontak menegaskan bahwa serangan pro pemerintah bisa dipatahkan.

Ajdabiya berjarak 160 kilometer dari Benghazi dan menjadi jalur utama menuju perbatasan Mesir. Kondisi di Benghazi dilaporkan semakin tegang selama beberapa jam terakhir. Sementara itu, optimisme kelompok pemberontak agar zona larangan terbang diberlakukan meluntur.

Jalal Al Gallal dari Dewan Nasional Transisi Libya menyatakan, bakal terjadi pembantaian jika komunitas internasional tidak melakukan intervensi. "Dia (Kadhafi, Red) akan membunuh orang-orang sipil. Dia akan membunuh mimpi-mimpi mereka (akan kebebasan). Dia akan menghancurkan kami lagi dan lagi," ucap dia kepada BBC.

AJDABIYA - Kekhawatiran tentara pemberontak Libya bahwa Kota Ajdabiya bakal menjadi medan perang sengit dalam melawan militer pemerintah terjadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News