Lagi, Program Organisasi Penggerak Mendapat Sorotan, Kali Ini...
Selasa, 28 Juli 2020 – 09:17 WIB
Sebab, kementerian yang dipercaya menumbuhkan ketrampilan-ketrampilan seperti kreativitas bagi anak Indonesia justru tidak bisa kreatif.
"Kalau kreatif enggak akan mungkin semua programnya hanya copy paste dari entitas lain," kritiknya.
Dia melanjutkan, kalau cuma copy paste program-program yang sudah berjalan, terlalu tinggi jika negara menganggarkan Rp 75 triliun untuk Kemendikbud.
"Kalau POP hanya copy paste programnya ya semakin tidak jelas arahnya padahal anggarannya besar Rp 595 miliar," tandasnya.
POP ini menjadi polemik ketika tiga organisasi besar yaitu Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan Persatuan Guru Indonesia (PGRI) mundur dari program besutan Kemendikbud tersebut. (esy/jpnn)
Pengamat pendidikan Indra Charismiadji menyoroti program turunan Merdeka Belajar dan Program Organisasi Penggerak alias POP.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
BERITA TERKAIT
- Penyanyi Pendatang Baru Rimansyah Luncurkan Single Genre Pop Melayu
- Satu Dekade, Kemendikbudristek Sebut Pembangunan Pendidikan Makin Berdampak & Bermanfaat
- Polemik Kebijakan Penghapusan Penjurusan SMA
- DPR Apresiasi Kinerja PPDB dan Merdeka Belajar di Jateng
- Kursi Kepsek & Pengawas Banyak Kosong, Dirjen Nunuk: Diisi Guru Penggerak, Sudah Surplus
- Di Hadapan Dirjen Nunuk, Guru PPPK & Penggerak Minta Merdeka Belajar Dilanjutkan