Lagu Baru untuk Hatta Rajasa

Lagu Baru untuk Hatta Rajasa
Lagu Baru untuk Hatta Rajasa
Jika kita ingat-ingat tim ekonomi Orde Baru dipimpin oleh Wijoyo Nitisastro pun pernah merumuskan trilogi pembangunan, yakni stabilitas politik dan keamanan, pertumbuhan dan pemerataan. Logika yang dibangun akan mustahil pertumbuhan ekonomi bergerak apabila stabilitas politik dan keamanan terganggu. Pemerataan pun sulit tanpa adanya pertumbuhan.

Akibatnya, politik menjadi panglima. Stabilitas keamanan kadang jadi alasan bagi pihak yang mencoba mengkritik pembangunan meski kadang ditemukan penyimpangan dalam inplementasinya. Syukurlah, era yang “menakutkan” itu tinggal menjadi sejarah belaka.

Yang menjadi pertanyaan, masihkah kini strategi itu relevan? Faktanya, Indonesia relatif aman. Kabinet didukung koalisi partai politik di DPR sehingga kekuatan oposisi nyaris lemah. Mungkin, soal kepastian hukum masih dikeluhkan investor, termasuk iklim anti-korupsi jangan sampai melemah. Diharapkan perseteruan Polri dan KPK mereda, termasuk antara Kejaksaan dan KPK.

Masalah lain adalah manakah yang prioritas, pertumbuhan atau pemerataan? Yang mengultuskan pertumbuhan akan selalu mengatakan “apanya” yang hendak dimeratakan jika tak ada yang bertumbuh? Kedengarannya logis. Tetapi, siapa sih yang menimati pertumbuhan itu selama ini? Mengapa teori U yang katanya akan tiba pada tahap pemerataan jika pertumbuhan sudah berjalan tapi tak juga menetes ke lapis bawah?

LAGU lama. Nyanyian itulah yang terdengar selama dua hari Rembuk Nasional, 29-30 Oktober 2009 lalu yang diprakarsai Menko Perekonomian, Hatta Rajasa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News