Lahan di Tambang Australia Barat Ini Diputuskan Sebagai Hak Adat
"Anda tahu, kita berbicara tentang warisan -kita meninggalkan warisan hari ini untuk semua warga Yindjibarndi, apakah Anda bersama kami atau melawan kami, ini momen Anda juga."
Pakar hak adat, Richard Bartlett, mengatakan bahwa ini adalah kasus "acuan" yang akan menjadi preseden bagi kasus lainnya.
"Ini jelas merupakan kasus penting sehubungan dengan penyelesaian kompensasi berkaitan dengan tambang yang ada, karena ini akan membimbing kami dengan prinsip dan akan menjadi pusat perhatian," kata Profesor Bartlett.
Tak akan ada dampak keuangan
Tapi FMG meremehkan pentingnya keputusan tersebut.
"Keputusan pengadilan tersebut tidak berdampak pada operasi saat ini dan masa depan atau masa kerja pertambangan di Solomon Hub," kata sekretaris perusahaan, Alison Terry, dalam sebuah pernyataan.
"Kami tak memiliki kepentingan komersil dan tak mengantisipasi dampak finansial material setelah keputusan pengadilan."
Penentuannya telah menjadi proses yang kacau dan berlarut-larut yang telah membelah kota Roebourne di Pilbara dan membuat keluarga Aborijin lokal berselisih satu sama lain.
Klaim untuk hak tanah adat eksklusif pertama kali diajukan oleh Korporasi Aborijin Yindjibarndi (YAC) pada tahun 2003 dan mencakup sebuah wilayah di utara Taman Nasional Karijini seluas kurang lebih 2.700 kilometer persegi.
Pengadilan Federal Australia telah mengakui klaim hak adat eksklusif atas wilayah Pilbara yang kaya bijih besi di negara bagian Australia Barat. Hal ini berpotensi membuat komunitas penduduk asli Aborijin untuk menggugat Grup Fortescue
- Dunia Hari Ini: Dua Negara Bagian di Australia Berlakukan Larangan Menyalakan Api
- Dunia Hari Ini: Harvey Moeis Divonis Enam Setengah Tahun Penjara
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis