Lahan Gambut Harusnya Bermanfaat untuk Warga
jpnn.com, JAKARTA - Masih banyak yang belum paham pentingnya kelestarian ekosistem gambut. Karena itu diperlukan narasi bersama pengelolaan lahan gambut, supaya informasi yang diterima masyarakat tidak simpang siur.
Usulan ini diungkapkan Sony Mumbunan, pakar dari Pusat Riset Perubahan Iklim Universitas Indonesia (UI), dalam diskusi pakar bertajuk Perlindungan Gambut dan Pembangunan Ekonomi di Jakarta.
“Di dalam gambut ada nilai ekonomi, dan gambut harus dijadikan sebagai input ekonomi untuk menghidupi masyarakat,” kata Sony.
Diskusi ini dihadiri Dr Suraya Afif dari Departemen Antropologi UI, Iwan Gunawan dari Bank Dunia, dan I Nyoman Suradiputra dari Wetlands Indonesia.
Acara itu juga dihadiri Dr Myrna Asnawati Safitri, deputi III Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi, dan Kemitraan Badan Restorasi Gambut (BRG).
Menurut Sony, narasi ekonomi konvensional melihat lahan gambut sebagai lahan kebun sawit.
Padahal, ekosistem gambut juga memiliki nilai ekonomi yang menghidupi masyarakat.
Konversi lahan gambut hanya akan meniadakan nilai ekonomi lahan gambut.
Konversi lahan gambut akan menghilangkan nilai ekonomi lahan gambut yang seharusnya untuk masyarakat.
- APP Group Tunjukkan Komitmennya terhadap Pelestarian Lahan Gambut di COP 29 Azerbaijan
- Kapolres Inhil AKBP Budi Setiawan Ikut Berjibaku Padamkan Karhutla di Lahan Gambut
- Personel Polres Inhu Berjibaku Padamkan Karhutla Seluas 311 Hektare di Sungai Guntung
- 4 Hektare Lahan Gambut di Sungai Rengit Banyuasin Terbakar
- BRGM Sudah Restorasi Gambut Seluas 1,8 Juta Hektare, Alhamdulillah
- KLHK Gelar Diskusi Pembaruan Metode Perhitungan Emisi dan Pengurangan GRK dari Lahan Gambut