Lahan Gambut Harusnya Bermanfaat untuk Warga
“Badan Restorasi Gambut (BRG) telah melakukan itu lewat budidaya tanaman yang ramah terhadap gambut, yaitu jelutung, sagu, nanas, dan purun,” kata Sony.
“Tanaman-tanaman ramah ini disebut paludikultur,” tegasnya.
Narasi ekonomi yang menjadikan lahan gambut bernilai ekonomi jika ditanami komoditas ekspor, menurut I Nyoman Suradiputra, berujung pada hilangnya lahan gambut.
Kehilangan ini dimulai dengan pembuatan kanal-kanal oleh pengusaha, yang menyebabkan terjadinya kekeringan lahan gambut.
“Kanal-kanal dibangun untuk mengeringkan gambut, agar lahan bisa ditanami sawit,” kata Suradiputra.
“Dampak buruk lainnya adalah penggunaan pestisida, yang merusak ekosistem lahan," imbuhnya.
Suradiputra mengingatkan banyak pulau di pantai timur Sumatera terbentuk dari gambut.
Pulau Padang dan Bengkalis salah satunya. Jika penanaman kelapa sawit dibiarkan di kedua pulau itu, lahan gambut akan amblas (subsidence), hilang, dan berpengaruh pada zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia.
Konversi lahan gambut akan menghilangkan nilai ekonomi lahan gambut yang seharusnya untuk masyarakat.
- APP Group Tunjukkan Komitmennya terhadap Pelestarian Lahan Gambut di COP 29 Azerbaijan
- Kapolres Inhil AKBP Budi Setiawan Ikut Berjibaku Padamkan Karhutla di Lahan Gambut
- Personel Polres Inhu Berjibaku Padamkan Karhutla Seluas 311 Hektare di Sungai Guntung
- 4 Hektare Lahan Gambut di Sungai Rengit Banyuasin Terbakar
- BRGM Sudah Restorasi Gambut Seluas 1,8 Juta Hektare, Alhamdulillah
- KLHK Gelar Diskusi Pembaruan Metode Perhitungan Emisi dan Pengurangan GRK dari Lahan Gambut