Lahan Rawa, Terobososan Baru dari Kementan Hadapi Paceklik

Lahan Rawa, Terobososan Baru dari Kementan Hadapi Paceklik
Menteri Pertanian Amran Sulaiman kunjungi lahan rawa Kalsel. Foto: Natalia/JPNN

“Dari total luas tersebut, potensi untuk pengembangan pertanian seluas 21,82 juta hektar atau 64 persen. Saat ini ketersediaan lahan rawa untuk perluasan area pertanian seluas 7,52 juta hektar. Jika ini kita optimalkan, pangan kita semakin kuat,” tegas Amran pada acara Pekan Pertanian Rawa Nasional II.

Amran menekankan dengan produktivitas padi di lahan rawa rata-rata 4 ton per hektar, maka tambahan produksi padi mencapai 60,16 juta ton gabah kering giling atau setara beras 37,30 juta ton.

Untuk percepatan peningkatan produksi padi, Kementan telah mengidentifikasi dan memulai upaya optimalisasi lahan rawa 1 juta hektar di Kalimantan Selatan dan Sumatera Selatan.

“Tantangannya kita baru menemukan inovasi baru setelah 1 sampai 2 tahun dicoba. Kita coba di Sumsel dan Kalsel. Dulu kalau musim kering terbakar hanya menghasilkan asap. Kalau musim hujan hanya dijadikan perahu-perahuan dan seterusnya. Tapi hari ini dijadikan lahan produktif,” tuturnya.

Adapun pengembangan lahan rawa pada pilot percontohan Hari Pangan Sedunia di Barito Kuala, Kalimantan Selatan tahun ini mencapai 4 juta ha, yang sudah terealisasi 2,6 juga ha.

Pemanfaatan lahan rawa ini dilakukan secara bertahap sehingga produktivitas yang dulunya 2 ton per ha, menjadi 6 ton per ha.

“Kalau ini terealisasi, Indonesia sebagai lumbung pangan 2045 akan jadi kenyataan. Langkah strategis harus fokus. Selatan dgn selatan. Ini Kalsel dan Sumsel. Kita fokus 2 tempat ini karena bisa kita garap kurang ebih 700 sampai 1 juta ha,” ungkap Amran.

“Semua lahan rawa ini nanti bukan saja untuk 1 komoditas. Tapi untuk holtikultura, tanaman pangan dan peternakan. Kita prioritaskan padi, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai. Komoditas ini harus kita prioritaskan,” sambungnya.

Diperlukan inovasi teknologi pertanian untuk lahan rawa sehingga menjadi solusi baru penyediaan pangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News