Lahir Kembar Lima, Awasi Masa Kritis Tujuh Hari
jpnn.com - SETELAH lahir, lima bayi kembar pasangan Nia Rachmawati dan Hari Saputra ditempatkan di tempat berbeda karena keterbatasan kapasitas. Dua bayi ditempatkan di neonatal intensive care unit (NICU) IGD. Sementara itu, tiga yang lain dirawat di NICU Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT).
"Sekarang semua masih dalam inkubator," ujar dr Martono Tri Utomo SpA(K), ketua tim dokter anak. Dia mengatakan, tim dokter akan memantau secara intensif. Kasus tersebut adalah kejadian langka. Sebelas tahun bertugas, baru kali ini dia membantu kelahiran bayi kembar lima.
Menurut Martono, tim dokter memasangkan continuous positive airway pressure (CPAP) di hidung lima bayi tersebut. Alat itu berfungsi untuk membantu paru-paru bayi agar mengembang. Organ pernapasan bayi yang lahir prematur belum bisa mengembang sempurna. Selain itu, bayi-bayi tersebut mendapat asupan makanan melalui slang infus. Hingga tadi malam, Martono menyebut kondisi bayi sehat. (Baca Juga: Sang Kapten Menangis, tapi Alhamdulillah… Istri Lahirkan Lima Bayi Kembar)
Meski begitu, tim dokter tetap melakukan pengawasan. Konsultan Divisi Neonatalogi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Unair RSUD dr Soetomo dr Agus Harianto SpAK mengatakan, setiap anak yang baru lahir menghadapi masa adaptasi. Yakni, selama 24 jam pertama sejak kelahiran. Apalagi bayi yang lahir prematur. Masa-masa kritis bisa mendadak terjadi. Misalnya, sesak napas, kelainan jantung, dan penyakit kuning. Ancaman kerusakan otak, tuli, buta, pneumonia, hingga gagal ginjal juga masih mengintai. "Kalau prematur, risikonya tinggi," ujarnya.
Agus mengungkapkan, kondisi itu bisa terjadi hingga tujuh hari ke depan. Masa tersebut disebut perinatologi. Selanjutnya, dokter akan memantau masa neonatologi selama 28 hari. Salah satu organ terpenting yang terus dikontrol adalah jantung.
Dokter akan melakukan echocardiography atau pemeriksaan untuk mengetahui struktur jantung. Kemudian, lima bayi itu akan menjalani foto baby gram dada sampai perut.
Khusus untuk nutrisi, bayi mendapat asupan sesuai kebutuhan. Cairan infus yang diberikan mengandung glukosa, protein, dan lemak. Termasuk vitamin K untuk mencegah pendarahan. Jika dianggap sudah membaik, Agus menyebut mereka bisa menerima ASI.
Hidung bayi dipasangi CPAP (continuous positive airway pressure), alat untuk membantu kesulitan bernapas. Menurut Agus, lima bayi itu akan menjalani tes konsentrasi oksigen selama memakai alat tersebut. Jika membaik, peranti itu bisa dilepas. "Bisa lepas oksigenasi secepatnya kalau makin hari kian bagus," ungkapnya.
SETELAH lahir, lima bayi kembar pasangan Nia Rachmawati dan Hari Saputra ditempatkan di tempat berbeda karena keterbatasan kapasitas. Dua bayi ditempatkan
- Tinjau Sejumlah Lokasi, AKBP Ruri Pastikan Keamanan Selama Libur Nataru di Banyuasin
- Harimau Sumatra Terekam Kamera di Pesisir Barat Lampung, Melintas Dekat Kandang Jebak
- Satlantas Polrestabes Palembang Sediakan 12 Kantong Parkir di Malam Tahun Baru
- Penumpang Super Air Jet Jakarta-Pekanbaru Terjebak 2 Jam Dalam Pesawat, Begini Kronologinya
- Terseret Arus Sungai, Warga di Mamuju Ditemukan Sudah Meninggal Dunia
- Polisi Selidiki Penyebab Mahasiswi Tewas Terjatuh dari Gedung Gymnasium UPI