Lahirkan 35 Dai, Tiga Qari, Empat Hafidz
"Kami juga menyiapkan program pelatihan yang bersertifikat serta keterampilan kerja. Pendidikan agama di pesantren ini juga ada ijazahnya, sehingga diharapkan masyarakat bisa melihat mereka sudah berubah," tegas Tri.
Beberapa alumnus benar-benar telah mentas dengan membuka usaha sendiri. Bahkan, ada yang sudah menjadi juragan cendol yang sukses di Cianjur.
"Bisa dikatakan, setelah adanya pesantren ini, tidak ada residivis yang masuk penjara lagi. Itulah yang menggembirakan," papar Tri.
Beberapa napi yang dimintai komentar mengaku mendapat ketenangan batin setelah mengikuti pendidikan pesantren di lapas. Misalnya, Heri Suherlan, 27, terpidana kasus asusila. Jejaka yang baru menjalani masa hukuman setahun dari total enam tahun itu mengaku jalan hidupnya kini lebih terang.
"Dulu seperti di penjara lain, ada hukum rimba. Siapa yang kuat itu yang berkuasa. Sekarang beda, rasa kebersamaan dan toleransi di antara para penghuni jauh lebih tinggi," ungkapnya. (*/c5/ari)
Setahun ini Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cianjur mengoperasikan pesantren terpadu untuk para narapidana. Sebuah upaya pembinaan akhlak bagi para
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408