Lahirnya Bayi-Bayi Baru dan Mulainya SPPD Berkuota
Jumat, 03 Juni 2011 – 08:05 WIB
Kita memang sudah sangat lama menunggu lahirnya bayi listrik di Lontar itu. Hamilnya sudah terlalu lama. Teman-teman PLN bekerja keras setahun terakhir ini untuk menjaga agar bayi PLTU Lontar tidak lahir cacat.
Sejak awal proyek ini memang mengalami hambatan besar. Bahkan, sejak pencarian tanahnya yang harus berpindah-pindah. Ketika kali pertama meninjau proyek ini (tidak lama setelah dilantik menjadi Dirut PLN), saya geleng-geleng kepala. Apalagi waktu itu baru saja hujan. Mobilitas alat, barang, dan pekerja sangatlah lebay. Yang terlihat di sekitar proyek hanyalah kubangan dan lumpur. "Ini proyek horor," kata saya dalam hati saat itu.
Di tengah-tengah horor itu teman-teman yang menangani proyek ini ternyata tidak kehilangan rasa humornya. "Normalnya proyek PLTU itu dibangun dulu, baru kemudian dilakukan firing (pembakaran untuk menghasilkan uap). Tapi, PLTU Lontar ini firing dulu, baru dibangun," ujarnya.
Tentu saya tidak mengerti di mana lucunya kalimat itu. Setelah diceritakan kejadiannya, barulah saya tertawa. Ternyata, sebelum proyek ini dimulai, penduduk sekitar sempat marah dan melakukan pembakaran yang menghebohkan. Setelah peristiwa pembakaran itu diatasi, barulah proyek bisa dimulai kembali.
Satu per satu PLTU program 10.000 MW mulai menghasilkan listrik. Jumat malam lalu (27 Mei 2011) satu unit PLTU Lontar (beberapa kilometer sebelah
BERITA TERKAIT