Lahirnya Bayi-Bayi Baru dan Mulainya SPPD Berkuota
Jumat, 03 Juni 2011 – 08:05 WIB
Sebenarnya permukiman penduduk cukup jauh dari proyek ini. Areanya terpisahkan oleh persawahan sejauh kira-kira 2 km. Untuk bisa sampai ke proyek ini pun sulitnya bukan main. Harus menundukkan dulu jalan darurat yang berkubang dan berkubang.
Sepintas proyek ini seperti dibangun di tengah persawahan.Ternyata PLTU Lontar juga dibangun di pinggir pantai. Hanya, pantainya berada nun jauh di 2 km sana. Bisa dibayangkan betapa horornya proyek ini. Betapa sulitnya mengerjakannya. Termasuk betapa beratnya membangun water intake dan water outflow-nya. Maka, sejak awal pun saya memastikan bahwa pembangunannya akan lambat.
Yang bisa dilakukan hanyalah bagaimana agar bayi horor ini tidak lebih lama lagi ngendon di kandungan. Juga bagaimana agar kualitas si bayi bisa lebih baik dibanding yang lahir setahun sebelumnya. Setidaknya, jangan seperti yang di Labuhan yang sampai setahun kemudian pun masih terkena asma.
Kalau benar yang selesai pada 2011 ini kualitasnya lebih baik, tentu itu sebuah prestasi. Begitu ketat mengendalikan proyek sekarang ini. Sampai-sampai berbagai ancaman dikeluarkan. Di PLTU Rembang saya sempat mengancam mengusir kontraktornya. Demikian juga di Suralaya-8, manajer proyek di sana benar-benar mengusir pimpinan proyek yang diangkat kontraktornya.
Satu per satu PLTU program 10.000 MW mulai menghasilkan listrik. Jumat malam lalu (27 Mei 2011) satu unit PLTU Lontar (beberapa kilometer sebelah
BERITA TERKAIT