Lahirnya Seorang Diktator

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Lahirnya Seorang Diktator
Kanselir Jerman Adolf Hitler. Foto: Jupiterimages/Britannica

Ada beberapa unsur kesamaan antara Pinochet dan Soeharto. Keduanya dianggap tidak berbahaya, tetapi ternyata sama-sama menunjukkan kecanggihan mengelola kekuasaan selama jangka waktu yang panjang secara otoriter.

Dibandingkan dengan Chile, kedua negara mengalami gangguan kompromi politik. Upaya kelompok kiri mendapatkan kendali pemerintahan, diakhiri kudeta militer yang lantas memasang kediktatoran bertahan lama. 

Namun, dalam mencapai rekonsiliasi nasional, pengalaman Indonesia berbeda dengan dengan Chile yang relatif sukses menghilangkan trauma masa lalu.

Kendati mengkritisi rezim Soeharto, Diamond mencatat adanya warisan positifnya, antara lain, menciptakan dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi, meskipun digerogoti oleh korupsi.

Soeharto lebih memusatkan energinya pada masalah-masalah domestik, mempromosikan keluarga berencana, serta memimpin revolusi hijau yang meningkatkan hasil padi dan tanaman lainnya.

Indonesia berada di bawah tekanan besar sebelum 1965. Namun, kini Indonesia tidak menunjukkan risiko keruntuhan sebagaimana negara-negara Eropa dan Uni Soviet.

Jared Diamond pernah meramal Indonesia bakal runtuh seperti Yugoslavia. Akan tetapi dia seperti merevisi ramalannya.

Keterpisahan pulau-pulau, luas wilayah ribuan mil, ratusan bahasa asli, koeksistensi agama yang bermacam-macam, bisa menjadi potensi perpecahan. Delapan puluh tahun yang lalu, sebelum merdeka, sebagian besar orang Indonesia tidak menganggap diri mereka orang Indonesia.

Menipisnya budaya toleransi dan kompromi politik bisa melahirkan penguasa otoriter, bahkan seorang diktator. Indonesia pun menghadapi kemungkinan yang sama.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News