Lai Ching-te
Oleh: Dahlan Iskan
Tiongkok akhirnya melakukan tindakan represi. Terutama setelah ada tanda-tanda demo tersebut mengarah ke tuntutan Hong Kong merdeka.
Apa yang kemudian terjadi di Hong Kong itulah yang tidak mereka inginkan terjadi di Taiwan. Di pilpres yang lalu saya di Taipei. Beberapa hari. Ikut menyaksikan penghitungan suara di TPS-TPS. Semua dilakukan secara manual.
Di acara-acara kampanye Ing-wen saat itu jelas sekali digelar spanduk: anak muda Hong Kong mendukung Ing-wen. Jangan sampai Taiwan menjadi seperti Hong Kong.
Tiongkok tampaknya harus membuktikan dulu bahwa Hong Kong menjadi lebih makmur di bawah kendalinya sepenuhnya. Dan itu tidak bisa cepat. Perlu pembuktian yang lama.
Ching-te, hemat saya, masih diuntungkan oleh efek Hong Kong itu. Letak Hong Kong di depan mata Taiwan. Apa yang terjadi di Hong Kong seperti terjadi di halaman sebelah.
Kita merindukan dunia yang aman dan damai. Perekonomian yang meningkat. Kesejahteraan yang membaik. Tapi ada saja calon penghambatnya.
Sayang semua makhluk punya emosi. Emosi bisa membuat maju. Juga bisa membuat rusak.(*)
Tidak ada kejutan di Taiwan: capres yang didukung presiden incumbent-lah yang menang. Tsai Ing-wen pilih mendukung wakilnya, Lai Ching-te, untuk nyapres. Menang
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi