Laki-laki Enggan Mengisi Lowongan Kerja yang Banyak Tersedia di Panti Jompo Australia

Laki-laki Enggan Mengisi Lowongan Kerja yang Banyak Tersedia di Panti Jompo Australia
Pekerja panti jompo Australia, Darwin Llagas dengan seorang penghuni. (ABC News: Alexander Papp)

Stereotip harus dihilangkan

Selain dari masalah ini, terdapat juga stereotip tentang bagaimana industri ini dianggap tidak mendukung karier laki-laki.

"Laki-laki kehilangan kesempatan bekerja di sektor dengan masa depan yang cerah," ujar Dr Julie Moschiond dari University of Melbourne.

"Ini kompleks. Karena ini bicara tentang norma yang perlu diubah ... dan terdapat norma maskulinitas yang sudah mendarah daging."

Tapi, menurutnya "dengan melakukan perubahan kecil, kita dapat mengubah siklus dan bisa berdampak besar dalam jangka panjang".

Untuk menarik minat pekerja, menurut direktur Accenture Strategy Jessica Mizrahi, ada hal yang harus diubah dalam industri tersebut: persepsi, kemajuan dalam bidang karier, dan gaji.

"Dari perspektif persepsi, pekerjaan panti jompo dipandang kotor, sulit, dan berbahaya," katanya.

"Sehingga pekerjaan tersebut dipandang sebagai profesi yang tidak terhormat."

Menurut Ashih, gaji yang ditawarkan untuk bekerja di panti jompo menjadi salah satu faktor yang membuat laki-laki tidak ingin bekerja di bidang tersebut.

Dengan menuanya populasi di Australia, mengatakan industri perawatan lanjut usia dikhawatirkan mengalami kelangkaan pekerja bila kaum pria tidak mau mengisi lowongan

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News