Laki-laki Enggan Mengisi Lowongan Kerja yang Banyak Tersedia di Panti Jompo Australia
Stereotip harus dihilangkan
Selain dari masalah ini, terdapat juga stereotip tentang bagaimana industri ini dianggap tidak mendukung karier laki-laki.
"Laki-laki kehilangan kesempatan bekerja di sektor dengan masa depan yang cerah," ujar Dr Julie Moschiond dari University of Melbourne.
"Ini kompleks. Karena ini bicara tentang norma yang perlu diubah ... dan terdapat norma maskulinitas yang sudah mendarah daging."
Tapi, menurutnya "dengan melakukan perubahan kecil, kita dapat mengubah siklus dan bisa berdampak besar dalam jangka panjang".
Untuk menarik minat pekerja, menurut direktur Accenture Strategy Jessica Mizrahi, ada hal yang harus diubah dalam industri tersebut: persepsi, kemajuan dalam bidang karier, dan gaji.
"Dari perspektif persepsi, pekerjaan panti jompo dipandang kotor, sulit, dan berbahaya," katanya.
"Sehingga pekerjaan tersebut dipandang sebagai profesi yang tidak terhormat."
Menurut Ashih, gaji yang ditawarkan untuk bekerja di panti jompo menjadi salah satu faktor yang membuat laki-laki tidak ingin bekerja di bidang tersebut.
Dengan menuanya populasi di Australia, mengatakan industri perawatan lanjut usia dikhawatirkan mengalami kelangkaan pekerja bila kaum pria tidak mau mengisi lowongan
- Dunia Hari Ini: Korea Selatan Membatalkan Darurat Militer
- Dunia Hari Ini: Belgia Memberikan Perlindungan Hak Bagi Pekerja Seks
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Tuduh Negaranya Ingin Bersihkan Etnis Palestina
- Krisis yang Terabaikan, Kasus Keracunan Metanol di Indonesia Tertinggi se-Dunia
- Indonesia - Australia Masif Menjalin Kerja Sama Bilateral, Anggota DPD RI Lia Istifhama Merespons
- Dunia Hari Ini: Israel dan Hizbullah Saling Tuduh Melanggar Kesepakatan Gencatan Senjata