Lakukan Studi Pengembangan Teknologi Penangkapan Karbon, Pupuk Indonesia Gandeng Chevron
Blue ammonia yang dihasilkan dari proses tersebut dapat digunakan untuk bahan baku pupuk seperti Urea dan NPK untuk mendukung produktivitas pertanian dan ketahanan pangan nasional.
Selain itu, blue ammonia juga dapat menjadi salah satu sumber alternatif energi bersih masa depan.
Negara dengan komitmen tinggi untuk menyerap blue ammonia sebagai salah satu alternatif energi bersih masa depan adalah Jepang.
Selain itu, blue ammonia juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pendamping atau co-firing batubara di sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
“Sehingga teknologi penangkapan karbon ini adalah infrastruktur penting dalam pengembangan amonia rendah karbon atau blue ammonia, karena ke depan kami prediksi permintaannya akan semakin meningkat seiring komitmen global terhadap pengurangan emisi karbon,” seru Rahmad.
Program penangkapan karbon yang dijalankan Pupuk Indonesia ini merupakan salah satu tahapan pada roadmap Pupuk Indonesia dalam upaya mengurangi emisi karbon. Sebagai informasi, pada 2023 Pupuk Indonesia telah berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 1,55 juta ton atau di atas target 1,21 juta ton.(chi/jpnn)
Studi pengembangan teknologi penangkapan karbon ini semakin memperluas kerja sama Pupuk Indonesia dalam hal mengurangi emisi karbon pada industri pupuk nasional
Redaktur & Reporter : Yessy Artada
- Pupuk Indonesia Salurkan Pupuk Bersubsidi Kepada Petani, Sebegini Jumlahnya
- Berkat Program TJSL, Pupuk Indonesia Raih Penghargaan ICA dan ISDA
- Pupuk Indonesia Dorong Swasembada Pangan lewat Safari MAKMUR di Cirebon
- Yayasan GSN dan PT Atthaya Teken MoU soal Bantuan Pupuk untuk Petani Miskin
- 4 Orang Ditangkap Gegara Jual Pupuk Berbsubsidi di Atas HET
- Rembuk Tani jadi Cara Pupuk Indonesia Penuhi Kebutuhan Petani Sragen