Lamhot: Menteri Perdagangan Sudah Mempermalukan Presiden
jpnn.com, JAKARTA - Pengakuan Menteri Perdagangan M Lutfi bahwa meroketnya harga minyak goreng di pasaran sebagai akibat kesalahan pemerintah sendiri telah mengagetkan banyak pihak.
Di depan Komisi VI DPR pada akhir Januari kemarin, Lutfi mengatakan bahwa harga minyak goreng yang tidak wajar saat ini akibat ulah pemerintah sendiri yaitu menjalankan program B30.
Anggota Komisi VII DPR RI Lamhot Sinaga menyayangkan program biodiesel yang dicanangkan Presiden Jokowi justru diserang oleh menterinya sendiri.
“Pernyataan itu seperti menampar muka Presiden. Menteri Perdagangan harus diberi teguran keras. Dia sudah membuat malu Presiden,” kata Lamhot.
Anggota Komisi VII tersebut menjelaskan bahwa kebijakan biofuel sama sekali tidak mengganggu persediaan bahan baku CPO untuk minyak goreng.
Menurutnya, penggunaan CPO untuk program B30 ini hanya menggunakan sekitar 7,3 juta liter, dan untuk minyak goreng tersedia sekitar 32 juta liter.
“Sudah ada jatah pembagian masing-masing dan tidak saling mengganggu,” katanya. Ia menjelaskan bahwa faktor utama terletak pada tingginya harga bahan baku sawit serta sinyalir adanya ketidakbecusan dalam hal distribusi.
“Operasi pasar tidak akan efektif kalau tidak diikuti oleh pengawasan distribusi yang ketat. Dan ini yang terjadi,” jelas Lamhot.
Anggota Komisi VII DPR RI Lamhot Sinaga menyayangkan program biodiesel yang dicanangkan Presiden Jokowi justru diserang oleh Mendag M Lutfi
- Pemerintah Beberkan Penyebab Harga MinyaKita Meroket
- Komite IV DPD RI Dorong Mendag Mendukung Integrasi Perdagangan Antarpulau Melalui Platform Digital Nasional
- Pantauan Harga Pangan Menjelang Natal & Tahun Baru
- Minyak Goreng Turun, Harga Telur Ayam Malah Naik
- Airlangga Hartarto: Swasembada Energi Melalui Minyak Sawit Kurangi Emisi Karbon
- Seusai Minyak Goreng, Harga Cabai Rawit hingga Bawang Merah Naik