Lampu Jalan Di Kota Ini Akan Diganti Dengan Bulan Buatan
Wu mengatakan pencahayaan dari bulan buatan seluas 50 kilometer persegi di Chengdu dapat menghemat sekitar 1,2 miliar yuan atau setara Rp 2,6 triliun biaya listrik setiap tahun.
Bulan buatan itu juga bisa digunakan untuk menerangi daerah-daerah yang mengalami pemadaman listrik yang disebabkan oleh bencana alam seperti gempa bumi, katanya.
Disamping manfaat ekonominya, banyak komentar warga di platform media sosial China Weibo mengkhawatirkan efek negatif yang potensial seperti bagaimana bulan buatan itu akan berdampak pada pola tidur dan berapa banyak dana yang tersedot untuk membiayai proyek itu.
"Apa gunanya menciptakan bulan buatan yang melanggar hukum alam?" Shaolin Xu, seorang komentator terkenal yang memiliki 1,4 juta pengikut di Weibo, mengatakan di akunnya.
"Siapa yang membayarnya dan apa tujuan peluncurannya?"
"Ini jelas proyek yang bagus untuk menghemat energi dan mengurangi polusi," komentar pengguna Weibo lainnya.
Sementara People's Daily mengutip Wu mengatakan kecerahan bulan tiruan ini akan cukup terang untuk menggantikan lampu jalan, media lain yang dikelola negara, Xinhua, mengutip Wu mengatakan kecerahan hanya akan sekitar seperlima dari lampu jalan.
Xinhua melaporkan bahwa gagasan bulan buatan manusia ini berasal dari seorang seniman asal Perancis yang membayangkan menggantung kalung yang terbuat dari cermin di langit untuk menerangi jalan-jalan di Paris pada malam hari.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata